Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Buru Wanita China Berjuluk "Pasien Su", Diduga Pasien Nol Covid-19

Kompas.com - 31/05/2021, 21:25 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WUHAN, KOMPAS.com - Ilmuwan dilaporkan tengah memburu seorang perempuan China berjuluk "Pasien Su" karena dia diyakini menjadi sosok pertama yang terinfeksi Covid-19.

Dalam pelacakan, wanita itu diketahui tinggal sekitar 5 kilometer dari Institut Virologi Wuhan, di mana virusnya diduga bocor dari sana.

Kabar itu disampaikan Gilles Demaneuf, ilmuwan data di tim detektif DRASTIC yang menyelidiki asal-usul virus corona.

Baca juga: Misteri Menghilangnya Huang Yanling, yang Disebut Pasien Nol Covid-19

Berdasarkan data yang dikumpulkan DRASTIC, "Pasien Su" sakit dengan gejala mirip Covid-19 dan dilarikan ke Rumah Sakit Rongjun di Wuhan pada November 2019.

Sejauh ini, kasus pertama virus corona yang diterima Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dari China bertanggal 8 Desember.

Kepada Mail on Sunday, Demaneuf mengatakan, mereka berhasil mendapatkan nama, usia, dan alamat pasien nol corona.

"Alamatnya terletak di sebelah stasiun nomor 2, tidak jauh dari Rumah Sakit Tentara Pembebasan Rakyat yang merawat kasus awal lainnya," kata Demaneuf.

Penemuan DRASTIC tersebut terjadi setelah Beijing mendapat tekanan untuk menjelaskan asal-usul corona.

Dilaporkan Daily Mirror, Senin (31/5/2021), Inggris yakin terdapat peluang besar virus itu berasal dari Institut Virologi Wuhan.

Baca juga: Pasien Nol Virus Corona di China Diduga Sudah Ada sejak 17 November 2019


Selain itu, Presiden AS Joe Biden juga menyerukan agar WHO membuat penyelidikan baru.

Mail on Sunday melaporkan, detail mengenai "Pasien Su" ini terungkap secara tidak sengaja oleh pejabat "Negeri Panda".

Mereka disebut tidak sengaja mengirim potongan gambar ke jurnal medis setempat, menyebutkan perempuan itu tinggal di Jalan Zhuodaoquan.

Baca juga: Pasien Nol Gelombang 2 Covid-19 di Beijing adalah Ayah yang Tengah Belanja

Jalanan itu dilaporkan dekat dengan laboratorium pengujian utama dan stasiun, yang berperan penting menyebarkan virus ke seluruh kota.

Profesor Yu Chuanhua, pakar biostatistika di Universitas Wuhan, juga mengakui ada tiga kasus corona sebelum Desember 2019.

China mendapat tekanan karena dituding memanipulasi statistik dan tidak menjabarkan masa awal virus berkembang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com