PARIS, KOMPAS.com - Polisi Perancis menembak mati seorang pria diduga teradikalisasi di penjara, setelah menikam polisi wanita dan melarikan diri dengan pistol korban.
Menurut Le Figaro, pria yang disebut bernama Ndiaga Dieye (39 tahun), melancarkan serangan di dalam sebuah kantor polisi di La Chappelle-sur-Erdre, dekat kota Nantes, sekitar jam 10 pagi waktu setempat pada Jumat (28/5/2021).
Baca juga: Aksi Teror Wanita di Perancis Tewas Ditikam, Pelaku Ditembak Mati
Pelaku meninggalkan polisi wanita yang diserangnya dengan luka yang mengancam nyawa, meskipun korban diharapkan masih dapat bertahan.
Ekstremis itu kemudian melarikan diri dengan berjalan kaki sebelum melancarkan serangan kedua terhadap polisi beberapa jam kemudian.
Dua petugas terluka dalam baku tembak sebelum menembak Dieye, yang ditangkap dalam kondisi serius tetapi kemudian meninggal karena luka-lukanya
Menteri Dalam Negeri Perancis Gerard Darmanin mengonfirmasi bahwa pelaku menjadi mualaf di dalam penjara pada 2016.
Residivis itu juga pernah dilaporkan terkait dalam program radikalisasi, sebelum dibebaskan dari penjara tahun ini.
Darmanin menambahkan bahwa Dieye, yang lahir di Perancis, juga memiliki masalah kejiwaan. Pelaku sebelumnya telah “didiagnosis dengan skizofrenia parah.”
Baca juga: Perencana Aksi Teror Masjid Singapura Terinspirasi Penyerangan di Christchurch
Menteri Dalam Negeri Perancis menolak untuk menggambarkan serangan itu sebagai aksi terorisme, tapi hanya mengatakan bahwa Dieye “ingin menyerang polisi.”
Daily Mail melaporkan insiden itu tidak sedang diselidiki sebagai serangan teror menurut sumber kepolisian.
Darmanin menambahkan bahwa Dieye telah dihukum karena beberapa pelanggaran hukum umum. Sebelumnya, pelaku tidak pernah dihukum karena pelanggaran teroris.
Menurut BFMTV, Dieye telah dipenjara pada 2013 atas tuduhan yang tidak diketahui dan menjalani hukuman delapan tahun penuh yang berakhir pada Maret 2021.
Dia dibebaskan tetapi diperintahkan untuk menjalani perawatan untuk skizofrenia. Pemerintah Perancis menempatkannya di fasilitas bantuan hidup nasional, sehingga petugas dapat memantau perawatan selama masa percobaan.
Tidak jelas bagaimana dia bisa sampai di kantor polisi pada hari penyerangan. Tetapi Le Parisien mengatakan pelaku menghampiri polisi dengan mengaku mengalami “masalah pada mobilnya.”
Kejadian ini mengikuti serangkaian serangan serupa di seluruh Perancis. Termasuk diantaranya serangan bulan lalu kepada seorang polisi wanita yang dibunuh oleh seorang penusuk di pinggiran kota Paris, Rambouillet.