Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahan Bakar Nuklir Chernobyl Membara Lagi, Bisa Picu Ledakan Baru

Kompas.com - 17/05/2021, 08:15 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KIEV, KOMPAS.com - Reaksi nuklir membara lagi dalam massa bahan bakar uranium jauh di dalam ruang bawah tanah yang tidak dapat dijangkau Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl di Ukraina.

LiveScience melaporkan Jumlah neutron yang meningkat dapat menandakan reaksi fisi baru.

Baca juga: Cek Fakta Mitos-mitos Bencana Nuklir Chernobyl

“Para peneliti di lokasi ledakan dahsyat 1986 baru-baru ini mendeteksi lonjakan jumlah neutron yang stabil di ruang bawah tanah yang disebut 305/2,” melansir Business Insider pada Minggu (16/5/2021).

“Limbah radioaktif membara ‘seperti bara api di tungku barbekyu’," Neil Hyatt, seorang profesor ilmu dan teknik bahan nuklir di Universitas Sheffield, mengatakan kepada majalah Science.

Dan mungkin saja, menurut para ilmuwan, bara api bisa menyala sepenuhnya dan menghasilkan ledakan lain.

"Ada banyak ketidakpastian," kata Maxim Saveliev, peneliti senior Institute for Safety Problems of Nuclear Power Plants (ISPNPP) di Kiev Ukraina, kepada Science.

"Tapi kami tidak bisa mengesampingkan kemungkinan (sebuah) kecelakaan."

Baca juga: 35 Tahun Bencana Chernobyl, Kecelakaan Nuklir Terparah di Dunia

Namun menurutnya, potensi ledakan tidak mungkin mematikan seperti bencana Chernobyl 1986 yang menewaskan sekitar 50 orang, dan mengakibatkan ribuan kematian terkait radiasi.

Pasalnya, New Safe Confinement (NCS), yang merupakan kubah pelindung raksasa seharga 1,8 miliar dollar AS (Rp 25.7 triliun), dibangun pada 2019.

Fasilitas itu dimaksudkan untuk mencegah pelepasan kontaminasi radioaktif. Penampungan itu juga diharapkan dapat menjaga jumlah neutron tetap rendah.

Meskipun ini fasilitas itu dinilai berhasil di sebagian besar wilayah yang dicakup oleh NCS, ruang 305/2 telah mengalami peningkatan level neutron selama empat tahun berturut-turut.

“Ini bisa berlanjut selama beberapa tahun lagi tanpa menyebabkan kecelakaan dan pada akhirnya bisa terkendali sendiri,” kata Saveliev.

Meski begitu Saveliev tetap memperingatkan bahwa para ilmuwan harus turun tangan jika jumlahnya terus melonjak.

Ukraina berencana menyajikan rencana rinci untuk menangani aktivitas ini, dan mulai bekerja menghilangkan limbah nuklir Chernobyl pada September.

Baca juga: Israel Selidiki Sistem Pertahanan yang Gagal Cegat Serangan Suriah di Dekat Reaktor Nuklir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com