Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

24 Demonstran Tewas dalam Protes Anti-pemerintah di Kolombia

Kompas.com - 07/05/2021, 08:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CBS News

BOGOTA, KOMPAS.com - Setidaknya 24 demonstran tewas dan ratusan lainnya terluka akibat protes massal yang berlanjut untuk hari delapan protes anti-pemerintah di Kolombia.

Jaruhnya korban membuat sejumlah kelompok dan selebriti internasional mulai memperhatikan kekerasan yang terjadi di negara Amerika Latin tersebut.

Baca juga: Nasib PSK Colombia Saat Lockdown, dari Diam-diam Datangi Klien sampai Jual Permen

Ombudsman Kolombia mengatakan pada Rabu (5/5/2021) bahwa 24 orang - 23 warga sipil dan satu petugas polisi, telah tewas dalam protes yang dimulai 28 April.

Kerusuhan baru-baru ini awalnya dipicu oleh Presiden Kolombia Ivan Duque yang berusaha untuk mengesahkan RUU reformasi pajak bulan lalu.

Undang-undang baru ini diklaim bertujuan mengurangi krisis ekonomi negara, dengan menaikkan pajak atas beberapa barang penting dan layanan publik.

Sementara Duque membatalkan RUU itu untuk saat ini, protes berubah menjadi gerakan yang lebih besar yang berfokus pada memerangi kemiskinan, yang diperburuk oleh pandemi dan kebrutalan polisi.

“(Namun) bentrokan terjadi antara demonstran dengan kekuatan mematikan dari pihak berwenang,” kata para aktivis.

Tanggapan dari penegak hukum di Kolombia menuai kecaman dari kelompok internasional.

Baca juga: Demo Myanmar Terus Bergejolak, Massa Serukan Spring Revolution

Amnesty International merilis video yang menyoroti contoh kekuatan polisi yang berlebihan selama protes. Itu termasuk klip di mana kelompok tersebut mengklaim petugas menembakkan peluru mematikan ke kerumunan pengunjuk rasa di Cali.

Kantor Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia PBB mengatakan pihaknya "sangat khawatir" dengan laporan penembakan oleh polisi.

PBB mengingatkan pihak berwenang Kolombia tentang tanggung jawab mereka untuk "melindungi hak asasi manusia."

Amnesty International juga berkicau dalam akun Twitternya bahwa otoritas Kolombia "harus menghormati hak asasi manusia."

"Ketidakpuasan masyarakat atas ketidaksetaraan di Kolombia tidak boleh dicap sebagai 'vandalisme dan terorisme', juga tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk penindasan dengan kekerasan," kata organisasi itu.

Protes anti-pemerintah yang mematikan mendapat perhatian dari para selebriti juga, termasuk bintang pop Kanada Justin Bieber dan bintang musik Kolombia seperti Shakira, Maluma dan J Balvin. Semuanya memberikan komentar atas situasi di negara asal mereka.

Bintang Reggaeton J Balvin menyerukan "perdamaian dan cinta" di Instagram.

Halaman:
Sumber CBS News
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com