BERLIN, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer didampingi Presiden Kantor Kriminal Federal Helger Munch pada Selasa (4/5/2021) mengungkap statistik resmi terkait kejahatan bermotif politik yang terjadi pada 2020 di Jerman.
Seehofer mengaku prihatin atas meningkatnya kejahatan bermotif politik terutama yang dilakukan oleh kelompok ekstremis sayap kanan, seperti pembunuhan 11 anak muda dengan latar belakang imigran di kota Hanau pada Februari 2020.
"Kejahatan bermotif politik meningkat secara signifikan,” kata Seehofer seraya menambahkan di tahun 2020 tercatat 8,5 persen lebih banyak kasus kejahatan dibanding tahun sebelumnya.
Seehofer menambahkan, data tersebut sangat memprihatinkan karena mewakili tren yang berbahaya, walaupun hanya mewakili sekitar 1 persen dari semua kejahatan.
Baca juga: AL Jerman Gelar Upacara Penghormatan Awak KRI Nanggala-402
Jumlah kejahatan yang dimotivasi oleh ekstremisme sayap kanan dilaporkan naik ke titik tertinggi sejak polisi Jerman mulai melakukan pencatatan kejahatan bermotif politik pada 2001.
Ada sekitar 23.064 kejahatan yang dihitung sebagai kejahatan ekstremis sayap kanan, meningkat 5,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain itu kejahatan dengan kekerasan yang juga tergolong sebagai kejahatan bermotif politik kebanyakan dilakukan oleh ekstremis sayap kanan.
Baca juga: Empat Pasien Tewas di Rumah Sakit Jerman, Wanita 51 Tahun Jadi Tersangka
Selain 11 korban yang terbunuh di Hanau, ada sebanyak 13 orang yang dilaporkan menjadi korban percobaan kejahatan dengan kekerasan ini.
"Meningkatknya kejahatan dengan kekerasan sebesar 18,8 persen, menjadikan total kejahatan sebanyak 3.365, menunjukkan bahwa ini sangat memprihatinkan,” kata Seehofer.
"Hal ini semakin menunjukkan perkataan saya sejak awal menjabat, bahwa ekstremisme sayap kanan adalah ancaman terbesar bagi keamanan di negara kita, karena mayoritas kejahatan rasis dilakukan oleh orang-orang dari spektrum ini,” tambahnya.
Baca juga: KRI Nanggala-402, Tipe Kapal Selam Non-nuklir Terlaris Buatan Jerman
Selain kejahatan dengan kekerasan, ada pula kejahatan yang diklasifikasikan sebagai kejahatan ekspresi, termasuk di dalamnya ujaran kebencian dan propaganda.
Sebagian besar kejahatan ini (sekitar 65 persen) dianggap berasal dari pelaku ekstremis sayap kanan.
Ujaran kebencian antisemit juga mengalami peningkatan sebanyak 15,7 persen. Banyak di antaranya dilakukan secara online, kata Seehofer.
"Kebencian antisemit adalah komponen inti dari ideologi ekstremis sayap kanan. Perkembangan di Jerman ini tidak hanya mengkhawatirkan tetapi dalam konteks sejarah kita juga sangat memalukan,” tutur Seehofer.
Baca juga: Type 209, Kapal Selam Buatan Jerman yang Dipakai Puluhan AL di Dunia Termasuk Indonesia
Tidak hanya itu, Seehofer juga menyinggung perihal aksi unjuk rasa menentang pembatasan Covid-19 yang dilakukan oleh gerakan Querdenker, yang secara sederhana dapat diterjemahkan sebagai "pemikir lateral”.