Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu Iran Minta Maaf Setelah Rekaman Mengomentari Jenderal yang Dibunuh AS Bocor

Kompas.com - 03/05/2021, 08:15 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

TEHERAN, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, minta maaf setelah rekaman dia berkomentar soal jenderal yang dibunuh AS bocor.

Dalam rekaman itu, Zarif mengomentari mendiang Jenderal Qasem Soleimani, yang tewas pada Januari 2020.

Komandan Pasukan Quds, sayap elite Garda Revolusi Iran itu dibunuh oleh drone AS saat berada di Baghdad, Irak.

Baca juga: Perundingan Nuklir Iran di Wina Capai Kemajuan

Kematian Qasem Soleimani, yang pemakamannya dihadiri jutaan orang, sempat membuat Iran dan AS di ambang perang.

Dalam rekaman yang bocor, Zarif mengkritik Soleimani karena menjalin relasi yang hangat dengan Rusia.

Selain itu, Soleimani menolak menghentikan penggunaan maskapai negara Iran Air untuk operasi di Suriah.

Dilansir Sky News Minggu (2/5/2021), bocornya rekaman Zarif menuai kemarahan publik, dua bulan sebelum pemilihan presiden.

Dalam unggahan di Instagram, Zarif menyatakan dia berharap keluarga Jenderal Soleimani dapat memaafkannya.

"Saya berharap rakyat yang hebat, seluruh pendukung Soleimani, dan keluarganya bisa memaafkan saya," kata dia.

Baca juga: Presiden Iran Turun Tangan, Komentari Rekaman Menlu Iran yang Bocor

Bocornya ucapan Menlu Iran sejak 2013 itu merupakan kabar paling kontroversial di "Negeri Para Mullah'.

Sebabnya, pejabat negara itu menjaga rapat ucapannya di tengah berkuasanya Garda Revolusi, yang hanya merespons perintah pemimpin tertinggi.

Selain mengkritik Soleimani, Mohammad Javad Zarif juga mengeluhkan perannya yang dibatasi di negara teokrasi tersebut.

Baca juga: Mohammed bin Salman Ingin Hubungan Baik dengan Iran, Musuh Bebuyutannya

Nampak menlu berusia 61 tahun itu berkomentar banyak hal dalam rekaman berdurasi tujuh jam yang bocor ke publik.

"Jika saya tahu setiap ucapan ini akan disiarkan, saya tidak akan menjelaskannya secara gamblang," terang Zarif.

Dia mengaku tidak akan maju dalam pilpres. Padahal, dia dianggap kandidat terkuat melawan kelompok garis keras.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Sky News
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com