Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

31 Orang Tewas dalam Sengketa Air di Perbatasan Kirgistan-Tajikistan

Kompas.com - 02/05/2021, 05:44 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

BISHKEK, KOMPAS.com - Setidaknya 31 orang tewas, puluhan terluka dan 10.000 orang dievakuasi, dalam sengketa air yang menyebabkan bentrokan mematikan dalam beberapa tahun di perbatasan Kirgistan-Tajikistan.

Bentrokan dimulai pada Rabu (28/4/2021), ketika orang-orang dari kedua belah pihak saling melempar batu setelah kamera pengintai dipasang di fasilitas air.

Gencatan senjata dan penarikan pasukan telah disepakati, tetapi beberapa penembakan sepertinya terus berlanjut.

Baca juga: Perang dengan Tajikistan, Kirgistan Sebut 13 Orang Tewas

Jumlah korban berasal dari pihak Kirgistan dan Tajik belum jelas.

Menteri Kesehatan Kirgistan Aliza Soltonbekova mengatakan dalam siaran televisi bahwa 31 orang telah tewas dan lebih dari 150 luka-luka sejak kekerasan dimulai pada Kamis (29/4/2021).

Menurut laporan data evakuasi dan korban di Kirgistan, seorang gadis muda termasuk di antara yang tewas.

Gambar yang dipublikasikan di media sosial menunjukkan beberapa bangunan terbakar di wilayah tersebut, di area yang disengketakan di sekitar wilayah Batken di Kirgistan.

Bangunan yang terbakar, di antaranya pos perbatasan, lebih dari 20 rumah, sekolah, delapan toko, dan kasino, menurut kementerian darurat Kirgistan, yang dilansir dari BBC pada Sabtu (1/5/2021).

Baca juga: Bukan Kali Pertama Presiden Mundur, Ini 6 Kudeta Lainnya di Kirgistan

Gubernur provinsi Batken di Kirgistan mengatakan kedua belah pihak telah setuju bahwa peralatan pengawasan air harus disingkirkan, tetapi Tajikistan kemudian menolak.

Laporan mengatakan penjaga perbatasan terlibat setelah bentrokan awal yang meningkat.

Unit militer dari kedua belah pihak mulai baku tembak pada Kamis (29/4/2021), tetapi kemudian pada hari itu gencatan senjata diumumkan akan berlaku mulai pukul 20:00 (14:00 GMT), dengan angkatan bersenjata kembali ke pangkalan mereka.

Seorang perwakilan polisi di Batken mengatakan kepada kantor berita AFP melalui telepon bahwa penembakan terus dilakukan pada malam hari "tetapi tidak secara intensif".

Penembakan terjadi "antara unit militer dan warga sipil", katanya.

Pada Jumat (30/4/2021), Tajikistan mengakui gencatan senjata dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh layanan informasi negara.

Namun, negara sejauh ini mengakui tidak ada korban atau kerusakan akibat kekerasan tersebut.

Baca juga: HIndari Pertumpahan Darah, Presiden Kirgistan Mengundurkan Diri

Halaman:
Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com