Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pandemi, Belanja Tanaman di Australia Mencapai Rp 2,6 Triliun

Kompas.com - 02/04/2021, 14:13 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

CANBERRA, KOMPAS.com - Warga Australia membeli tanaman yang jauh lebih banyak dari biasanya dengan total nilai belanja mencapai lebih dari Rp 2,6 triliun untuk lebih dari 2 miliar tanaman.

Selama lockdown, jumlah penjualan tanaman untuk di dalam ruangan meningkat sebanyak sembilan persen.

Setelah peristiwa panic buying atau pembelian besar-besaran di awal lockdown untuk kebutuhan dasar, seperti tisu toilet dan pasta, penjualan tanaman sayuran juga naik sebanyak 27 persen di Australia.

Secara umum, menurut angka yang dikeluarkan oleh Statisik Industri Tanaman Hias, penjualan tanaman baik dari tempat pembibitan hingga di toko-toko naik sebanyak 10 persen.

Baca juga: Era Kolonial di Afrika Selatan Tunjukkan Fenomena Tanaman Sebabkan Kerusakan

Secara keseluruhan, laporan tersebut mencatat kenaikan penjualan sebesar 200 juta dollar Australia, atau lebih dari Rp 200 miliar.

Sementara total nilai belanja tanaman sebesar Rp 2,6 triliun juga termasuk oleh proyek pemerintah untuk tempat-tempat umum.

Kecenderungan pembelian tanaman ini diperkirakan akan terus berlangsung mengingat warga Australia masih akan terus melanjutkan pola bekerja dari rumah.

Laporan terpisah yang dibuat oleh Plant Life Balance menunjukkan, sebagian besar mereka yang disurvei berencana untuk menanam sendiri tanaman yang bisa dimakan dan tanaman untuk dalam ruangan lebih banyak lagi pada 2021.

Baca juga: Penyelundup Mencoba Masuk Selandia Baru dengan 1.000 Tanaman Diikat di Tubuhnya

Prospek cerah industri tanaman

Data dari Greenlife, yang dikumpulkan setelah melakukan wawancara terhadap 300 penjual tanaman, menunjukkan pembatasan aktivitas warga karena Covid-19 bukan satu-satunya alasan mengapa lebih banyak orang mendatangi penjual tanaman.

Permintaan global yang tinggi, juga minat lokal membeli berbagai tanaman hortikultura, menyebabkan meningkatnya penjualan tanaman selama tiga tahun berturut-turut.

Direktur Eksekutif Greenlife Industry Australia Peter Vaughan mengatakan, meski musim kemarau menyongsong, ditambah adanya pembatasan penggunaan air, kebakaran hutan, dan badai topan, industri ini mengalami peningkatan penjualan selama tiga tahun terakhir.

"Kenaikan ini disebabkan karena adanya pembatasan Covid-19, sehingga membuat banyak pemilik rumah melakukan prioritas untuk membuat rumah mereka lebih nyaman," kata Peter.

Baca juga: Ketika 2.292 Penonton Tanaman Hadiri Konser Opera Barcelona

Peter memuji kemampuan para penjual tanaman yang dikenal dengan istilah nursery di Australia untuk memenuhi permintaan.

Dia menambahkan, sebuah survei juga menunjukkan pentingnya industri penjual tanaman, karena telah memberi sumbangan kepada sektor pertanian dan ekonomi secara keseluruhan.

Industri hortikultura Australia mempekerjakan sekitar 23 ribu orang di seluruh Australia, dengan sekitar 1.600 bisnis yang ada.

Baca juga: 7 Tanaman Hias yang Cocok di Sudut Ruang Tamu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com