Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Penembakan Massal dalam Seminggu di AS, Pertama Atlanta, lalu Boulder

Kompas.com - 23/03/2021, 12:50 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

COLORADO, KOMPAS.com - Penembakan mematikan di Boulder, Colorado, pada Senin (22/3/2021) adalah penembakan massal kedua di Amerika Serikat (AS) dalam waktu kurang dari seminggu.

Setidaknya 10 orang menjadi korban dalam insiden penyalahgunaan senjata api tersebut, termasuk seorang anggota kepolisian setempat.

Insiden ini terjadi setelah kurang dari seminggu sebelumnya seorang pria bersenjata menembak dan membunuh delapan orang. Penembakan dilakukan di tiga spa di daerah Atlanta di Georgia pada Selasa (16/3/2021). 

Enam di antara korban adalah wanita keturunan Asia.

Baca juga: Penembakan Massal di Colorado AS, 10 Tewas, FBI dan SWAT Menuju TKP

Sampai insiden penembakan di Atlanta itu, penembakan berskala besar dalam fasilitas umum di AS terjadi setahun lalu.

Tragedi terakhir terjadi pada 2018, ketika seorang pria bersenjata membunuh 17 orang dan melukai 17 lainnya di Sekolah Menengah Marjory Stoneman Douglas di Parkland, Florida.

Pada tahun yang sama, ada 10 penembakan massal di mana empat atau lebih orang tewas di tempat kejadian yang merupakakn area publik.

Kejadian berikutnya, seorang pria bersenjata yang menargetkan orang Latin di El Paso, Texas, menewaskan 22 orang.

"Itu adalah tahun-tahun terburuk yang pernah tercatat," kata Jillian Peterson, seorang profesor peradilan pidana di Universitas Hamline di St. Paul melansir New York Times.

Baca juga: Penembakan Massal Kembali Terjadi di AS, Setidaknya 10 Orang Tewas

Namun, sebelum penembakan di Atlanta minggu lalu, tidak ada pembunuhan massal seperti itu sejak Maret 2020, menurut Violence Project, sebuah pusat penelitian yang mempelajari kekerasan senjata.

Meski demikian, Gun Violence Archive mencatat jenis kekerasan menggunakan senjata lainnya memang meningkat secara signifikan pada 2020.

Total ada lebih dari 600 kasus penembakan, di mana empat atau lebih orang ditembak oleh satu orang dibandingkan. Jumlahnya melonjak dari 417 kasus pada 2019.

"Banyak dari penembakan tersebut melibatkan kekerasan geng, perkelahian, dan insiden rumah tangga, di mana pelaku mengetahui korbannya," kata Profesor Peterson.

Penelitian awal menunjukkan bahwa pengangguran yang meluas, tekanan keuangan, peningkatan kecanduan narkoba dan alkohol, dan kurangnya akses ke sumber daya masyarakat akibat pandemi, berkontribusi pada peningkatan penembakan pada 2020.

Baca juga: Penembakan di Atlanta Munculkan Ancaman Baru Orang Asia di Amerika

Polisi tidak mengatakan apa yang mungkin memotivasi pria bersenjata di Colorado, yang ditahan.

Di Atlanta, penembakan itu memicu seruan untuk menghentikan kejahatan rasial terhadap orang Asia-Amerika, yang telah meningkat selama pandemi.

Beberapa orang menyalahkan kata-kata yang digunakan oleh mantan Presiden Donald J  Trump sebagai pemicu peningkatan ancaman rasial di AS.

Presiden ke-45 AS itu berulang kali menyebut virus corona, yang pertama kali diidentifikasi di Wuhan, China, sebagai "virus China".

“Polisi tidak mengesampingkan bias informasi sebagai faktor pendorong dalam penembakan itu, meskipun tersangka membantah permusuhan rasial sebagai alasannya,” kata para pejabat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com