Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Terburuk dalam 50 Tahun Melanda Negara Bagian Australia

Kompas.com - 21/03/2021, 18:12 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber REUTERS

MELBOURNE, KOMPAS.com - Hujan deras di sepanjang pantai timur Australia selama akhir pekan ini telah membawa banjir terburuk dalam setengah abad di beberapa daerah.

Banjir itu menyebabkan pihak berwenang pada Minggu (21/3/2021) menyerukan kepada ribuan orang untuk mengungsi karena banyaknya rumah yang rusak, seperti yang dilansir dari Reuters pada Minggu (21/3/2021).

Perdana Menteri New South Wales (NWS) Gladys Berejiklian mengatakan hujan deras terjadi di seluruh negara bagian terpadat di Australia dengan populasi 8 juta orang.

Baca juga: Selamatkan 4 Kucing dari Kapal Tenggelam, Pelaut Thailand Banjir Pujian

Hal itu di luar perkiraan terutama untuk daerah dataran rendah di barat laut Sydney.

"Kemarin, kami perkirakan itu hanya akan menjadi yang terburuk dalam 20 tahun, sekarang itu terlihat seperti terburuk dalam 50 tahun," ujar Berejiklian di jumpa pers televisi.

Masyarakat di bagian barat laut Sydney telah diperintahkan untuk meninggalkan rumah-rumah mereka di tengah malam, ketika air bergerak dnegan cepat menyebabkan kerusakan yang meluas.

Pada Minggu tengah malam waktu setempat (21/3/2021), sekitar 1.000 orang dievakuasi, setelah Berejiklian mengatakan bahwa lebih dari 4.000 orang mungkin akan diminta untuk meninggalkan rumahnya.

Baca juga: Benarkah Ada Perangkat Nuklir di Himalaya yang Sebabkan Banjir di India?


Video beredar di televisi dan media sosial menunjukkan air bergerak cepat menghantam rumah-rumah, pohon-pohon hingga ambruk, menelan jalan-jalan, dan menghancurkan infrastruktur jalan.

Layanan darurat memperkirakan jumlah rumah yang rusak mencapai "ratusan".

Beberapa jalan utama ditutup di seluruh negara bagian, lalu banyak sekolah menyerukan kelas ditutup pada Senin (22/3/2021).

Perdana Menteri Scott Morrison dalam unggahan Facebook mengumumkan terdapat bantuan keuangan federal bagi mereka yang terkena dampak.

Baca juga: Banjir Jakarta dalam Warta Media Asing

Banjir ini sangat kontras dengan kebakaran hutan dahsyat yang melanda Australia pada akhir 2019 dan awal 2020, ketika hampir 7 persen dari tanah NSW hangus.

Risiko banjir dan peringatan evakuasi diberlakukan untuk sekitar 13 wilayah di NSW, termasuk Hunter, salah satu kawasan anggur utama Australia.

Beberapa bendungan, termasuk Warragamba, pemasok air utama Sydney, tumpah menyebabkan permukaan sungai melonjak.

Ahli meteorologi mengatakan hujan akan terus berlanjut selama beberapa hari ke depan.

Baca juga: [Cerita Dunia] Banjir Sungai Yangtze Tewaskan 3,7 Juta Orang, Terparah di Dunia

Tim darurat telah menanggapi sekitar 6.000 panggilan bantuan sejak terjadinya hujan deras pada Kamis (18/3/2021), termasuk hampir 700 permohonan langsung untuk diselamatkan dari banjir.

Cuaca ekstrem juga memengaruhi pengiriman vaksin Covid-19 Australia ke seluruh NSW, mengganggu rencana dalam negari untuk memberikan dosis pertama kepada hampir 6 juta orang selama beberapa pekan ke depan.

Pada Minggu (21/3/2021), regulator obat-obatan Australia, Therapeutic Goods Administration (TGA), memberikan persetujuan untuk vaksin AstraZeneca yang diproduksi secara lokal.

Pemerintah Australia telah membeli 50 juta dosis vaksin AstraZeneca untuk diproduksi secara lokal.

Baca juga: Hamil dan Terus Bekerja Sampai Sebelum Melahirkan, Wali Kota di India Banjir Pujian, Sebut Bekerja adalah Ibadah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber REUTERS

Terkini Lainnya

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Global
Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Global
Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Global
Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Global
Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Internasional
Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Global
Tambah 2 Korban, Total Kematian akibat Suplemen Jepang Jadi 4 Orang

Tambah 2 Korban, Total Kematian akibat Suplemen Jepang Jadi 4 Orang

Global
Sapi Perah di AS Terdeteksi Idap Flu Burung

Sapi Perah di AS Terdeteksi Idap Flu Burung

Global
2 Jasad Korban Runtuhnya Jembatan Francis Scott Ditemukan

2 Jasad Korban Runtuhnya Jembatan Francis Scott Ditemukan

Global
Thailand Menuju Pelegalan Pernikahan Sesama Jenis

Thailand Menuju Pelegalan Pernikahan Sesama Jenis

Internasional
Anak Kecil Tewas Tersedot Pipa Selebar 30-40 Cm Tanpa Pengaman di Kolam Hotel

Anak Kecil Tewas Tersedot Pipa Selebar 30-40 Cm Tanpa Pengaman di Kolam Hotel

Global
Kebijakan Kontroversial Nayib Bukele Atasi Kejahatan di El Salvador

Kebijakan Kontroversial Nayib Bukele Atasi Kejahatan di El Salvador

Internasional
Rangkuman Hari Ke-763 Serangan Rusia ke Ukraina: 2 Agen Rusia Ditangkap | Ukraina-Rusia Saling Serang

Rangkuman Hari Ke-763 Serangan Rusia ke Ukraina: 2 Agen Rusia Ditangkap | Ukraina-Rusia Saling Serang

Global
Kepala Intelijen Rusia ke Korea Utara, Bahas Kerja Sama Keamanan

Kepala Intelijen Rusia ke Korea Utara, Bahas Kerja Sama Keamanan

Global
Pemimpin Hamas: Israel Keras Kepala dan Ingin Perang Terus Berlanjut

Pemimpin Hamas: Israel Keras Kepala dan Ingin Perang Terus Berlanjut

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com