Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taiwan Minta Pabriknya di Myanmar Kibarkan Bendera agar Tak Dibakar seperti Pabrik China

Kompas.com - 16/03/2021, 12:22 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

TAIPEI, KOMPAS.com - Taiwan melalui kedutaan de facto di Myanmar meminta pabrik mereka untuk mengibarkan bendera maupun tanda.

Kebijakan itu dilakukan setelah pabrik milik China dibakar massa, dalam krisis yang terjadi sejak kudeta 1 Februari.

Kedutaan China menerangkan, peristiwa pembakaran itu terjadi di Hlaing Thaya, pinggiran kota Yangon, pada Minggu (14/3/2021).

Baca juga: Dianggap Bantu Junta Militer Myanmar, Pabrik China Dibakar Demonstran

"Negeri Panda" menerangkan, banyak dari staf mereka yang terluka maupun terjebak di pabrik yang dibakar pelaku tak dikenal.

Beijing pun menyerukan kepada Myanmar untuk memberikan perlindungan baik kepada perusahaan dan warga mereka.

Bagi demonstran, China dianggap sebagai penyokong junta militer yang sudah menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi dalam kudeta 1 Februari.

Adapun Taiwan menjadi rumah bagi banyak populasi Sino-Burma. Karena itu mereka punya kedekatan dalam budaya maupun bisnis.

Kementerian luar negeri Senin (15/3/2021) menyatakan, hanya satu perusahaan mereka yang terjebak dalam kerusuhan.

Dilansir Reuters via Channel News Asia, ada 10 warga mereka yang terjebak. Namun, kondisi mereka baik-baik saja.

Baca juga: 138 Demonstran Tewas, Myanmar Ditakutkan Jatuh ke Perang Saudara Terbesar

Kantor perwakilan di sana langsung menghubungi pabrik itu saat kabar massa membakar pabrik milik Beijing.

Oleh Taipei, perusahaan itu diperintahkan membentangkan bendera dan tanda bertuliskan "perusahaan Taiwan".

"Perusahaan harus menjelaskan ke warga setempat agar tidak ada yang mengira sebagai milik China," jelas Taipei.

Baca juga: Polisi Myanmar Keceplosan Akan Bombardir Satu Kota dengan Senjata Berat

Perusahaan milik pulau dengan pemerintahan sendiri itu pernah menjadi sasaran amuk massa di Vietnam pada 2014.

Saat itu, ribuan warga yang marah membakar pabrik karena China melakukan pengeboran minyak di kawasan Laut China Selatan yang diklaim Vietnam.

Ada sekitar 270 perusahaan Taiwan yang beroperasi di Myanmar, dengan nilai investasi mencapai 1 miliar dollar AS (Rp 14,4 triliun).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com