Marah Muridnya Tak Kerjakan PR, Guru Ini Lempar-lempar Buku Tulis

BANGKOK, KOMPAS.com - Seorang guru di Thailand melemparkan buku tulis ke seluruh kelas, bentuk kemarahan karena muridnya tak ada yang mengerjakan tugas rumah (PR).

Semua berawal ketika si pendidik, Khun Sudawan, memeriksa setiap pekerjaan para siswa di kelas bahasa.

Namun, amarahnya meluap setelah mengetahui tidak ada satu pun dari murid-murid yang mengerjakan PR.

Baca juga: Mantan Istri Bos Amazon Dikabarkan Menikah dengan Guru Sains

Ketika dia meneriaki salah satu murid, diperkirakan berusia 16-17 tahun, siswa yang di belakang mulai merekamnya.

Rekaman memperlihatkan bagaimana si guru mulai melempar-lempar buku tulis ke sekeliling kelas, dalam isniden pada 3 Maret.

Kemudian seperti dilansir Daily Mail Rabu (10/3/2021), Khun menuju salah satu murid dan memukul kepalanya dengan buku.

Video insiden langsung diserahkan ke kepala sekolah SMP Manchasuksa, Provinsi Khon Kaen, yang langsung memulai penyelidikan.

Wakil Direktur Wichian Chanosi menerangkan, mereka langsung memberikan skorsing kepada Khun sembari investigasi digelar.

"Kami sudah menskors dia, dan memberikan peringatan akan perilaku agresifnya. Guru pengganti sementara akan menangani kelas itu," jelas Wichian.

Baca juga: Ungkapkan Terima Kasih Kepada Guru, Siswa di Inggris Beri Kejutan Saat Kelas Online

Wichian mengatakan, Khun sebenarnya sudah meminta maaf baik kepada murid-murid dan pejabat sekolah.

Beberapa siswanya mengaku menerima permintaan maaf Khun, dan mengakui mereka juga bersalah tidak mengerjakan tugas.

Amarit Tuankham, salah satu murid, mengungkapkan Khun adalah sosok yang berdedikasi dan baik dengan muridnya.

"Kami yang salah karena tidak mengerjakan PR. Dia terkadang emosional. Namun kami tak menyangka dia semarah itu," ujar dia.

Amarit menuturkan, dia meminta maaf karena sudah meletupkan amarah gurunya dan berharap Khun tak dipecat.

Baca juga: Guru Ini Rekam Dirinya Berbuat Tak Senonoh di Kelas Penuh Murid

Namun, reaksi berbeda disuarakan oleh Nantaporn Paedmod, siswa yang merekam kemarahan Khun di kelas.

Nantaporn berdalih dia tidak melakukan sesuatu yang salah, dan menuntut Khun dihukum atas perbuatannya.

"Saya menolak untuk meminta maaf. Saya tidak bersalah. Seharusnya dia tak perlu bertindak seagresif itu," kata dia.

Insiden tersebut sudah diketahui oleh dinas pendidikan setempat, yang bakal menentukan apakah Khun boleh mengajar atau dipecat.

Baca juga: Kisah Guru di Pedalaman Manggarai Timur, Mendaki Bukit untuk Mendapat Sinyal Telepon dan Internet