Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Referendum IE-CEPA Lolos di Swiss, Diharap Bisa Percepat Pemulihan Ekonomi Indonesia Pasca Pandemi

Kompas.com - 08/03/2021, 16:51 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Rilis

JAKARTA, KOMPAS.com – Mayoritas masyarakat Swiss mendukung terwujudnya perjanjian perdagangan bebas dengan Indonesia dalam IE-CEPA, berdasarkan hasil pemungutan suara atau referendum yang dilaksanakan Minggu (7/3/2021).

Hal itu menandai dimulainya tonggak baru hubungan bilateral antara kedua negara yang telah terjalin selama beberapa dekade.

Henry Chia, Presiden Direktur Endress+Hauser Indonesia menilai hasil menggembirakan tersebut akan mendorong kerja sama lebih lanjut, antara komunitas bisnis Swiss dan Indonesia.

“Selain itu, perjanjian IE-CEPA dapat memberi dorongan signifikan untuk mempercepat pemulihan ekonomi pasca pandemi di Indonesia, Swiss, dan anggota EFTA lainnya,” ujar Henry dalam siaran pers Senin (8/3/2021).

Perjanjian perdagangan bebas Indonesia-Swiss merupakan bagian dari IE-CEPA atau Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (EFTA), yang telah ditandatangani pada 16 Desember 2018.

EFTA adalah organisasi antarpemerintah untuk mempromosikan perdagangan bebas dan integrasi ekonomi demi kemajuan anggotanya, yaitu Swiss, Norwegia, Liechtenstein, dan Islandia.

IE-CEPA bertujuan untuk memperbaiki akses pasar dengan menghapuskan hambatan perdagangan di kedua pihak.

Baca juga: Rakyat Swiss Izinkan Kelapa Sawit Indonesia Boleh Masuk

Henry menambahkan, pelaksanaan IE-CEPA juga akan membantu Indonesia mewujudkan target menjadi salah satu pemimpin di sektor ekonomi digital. Terlebih dengan adanya sokongan teknologi dan keterampilan dari perusahaan penyedia teknologi automasi seperti Endress+Hauser dan perusahaan Swiss lainnya.

Bersama anggota SwissCham Indonesia (Asosiasi Bisnis Kamar Dagang Swiss-Indonesia) lainnya, Endress+Hauser menyatakan akan berupaya menjalin kemitraan baru untuk mendukung perekonomian Indonesia secara berkelanjutan.

Hal itu diyakini dapat berlangsung dengan bekal IE-CEPA, dan kerja sama Indonesia-Swiss yang telah berlangsung selama hampir 70 tahun.

Swiss dan Indonesia telah menjalin kerja sama bilateral yang kuat di berbagai sektor sejak 1952. Departemen Luar Negeri Swiss menyatakan Indonesia adalah destinasi terpenting bagi investasi Swiss di Asia setelah Jepang, Singapura, dan China.

Baca juga: Pebisnis Indonesia di Myanmar, Berbagi Kisah Kunci Bertahan di Tengah Gejolak untuk Para Entrepreneur

Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (2020), Swiss berada pada posisi investor asing terbesar ke-17. Dana yang dikucurkan mencapai 130,9 juta dollar AS (Rp 1,9 triliun), untuk 554 proyek di Indonesia pada 2020.

Nilai perdagangan Indonesia-Swiss mencapai 3,1 miliar dollar AS (Rp 44,5 triliun) pada 2020, menurut data Kementerian Perdagangan.

Mesin, alat elektronik, produk farmasi, dan makanan mendominasi impor Indonesia dari Swiss sementara komoditas utama ekspor Indonesia ke Swiss adalah perhiasan, tekstil, mebel, kopi, alas kaki, dan minyak atsiri.

Sementara itu, Swiss telah memiliki 32 perjanjian perdagangan bebas dengan 42 mitra, termasuk Uni Eropa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com