Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatan NATO: Uni Eropa Tak Bisa Bertahan jika Sendirian

Kompas.com - 04/03/2021, 21:09 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

BRUGES, KOMPAS.com – Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memperingatkan bahwa Uni Eropa tidak dapat membela warganya sendirian tanpa bantuan aliansi trans-Atlantik.

Hal itu diutarakan Stoltenberg pada Kamis (4/3/2021) di Belgia sebagaimana dilansir dari AFP.

Sebelumnya, beberapa pemimpin Uni Eropa telah mendorong serikat tersebut agar semakin mengembangkan otonomi strategis.

Langkah tersebut dilihat oleh beberapa orang sebagai persaingan antara Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Mampukah NATO Menandingi Superioritas Udara Rusia di Wilayah Baltik?

Stoltenberg lantas menegaskan bahwa negara-negara anggota Uni Eropa yang menjadi anggota NATO hanya menyumbang seperlima dari total pengeluaran pertahanan aliansi yang melindungi Eropa.

Dia menambahkan, jika Uni Eropa lebih banyak berbelanja untuk sektor pertahanan dan berinvestasi di industri pertahanan, maka itu akan membuat keamanan Eropa semakin baik.

"Ini juga bagus untuk keamanan trans-Atlantik," kata Stoltenberg di College of Europe di Bruges, Belgia.

"Tetapi Uni Eropa tidak dapat membela Eropa sendirian. Lebih dari 90 persen warga Uni Eropa tinggal di negara NATO,” sambung Stoltenberg.

Baca juga: Kekerasan Meningkat di Irak, NATO Sepakat Perluas Latihan Militer

Dia menambahkan, anggota Uni Eropa hanya menyumbang 20 persen dari total pengeluaran pertahanan NATO.

Dia juga mencatat, meski 21 anggota Uni Eropa merupakan anggota NATO, sayap mereka yang terekspos sering kali dipertahankan oleh sekutu non-Uni Eropa yang membelanjakan uang lebih besar.

"Ini bukan hanya tentang uang. Ini juga tentang geografi," ujar Stoltenberg seraya menekankan kerja sama yang erat antara kedua lembaga yang berbasis di Brussel.

"Islandia dan Norwegia di utara adalah pintu gerbang ke Kutub Utara. Turki di selatan berbatasan dengan Suriah dan Irak," tutur Stoltenberg.

Baca juga: Ikuti Gaya NATO, Iran Bakal Buat Pakta Pertahanan Bersama Sekutunya

"Dan di barat, ada AS, Kanada, dan Inggris menghubungkan kedua sisi Atlantik,” imbuh Stoltenberg.

Di sisi lain, Komisi Eropa ingin mengambil peran geopolitik yang lebih kuat dengan mengadopsi kebijakan luar negeri yang lebih tegas dan mengembangkan industri pertahanan Eropa.

Beberapa pemimpin Uni Eropa, terutama Presiden Perancis Emmanuel Macron telah melangkah lebih jauh.

Macron mempertanyakan apakah strategi NATO berada dalam "keadaan mati otak" di dunia pasca Perang Dingin.

Tetapi yang lain, termasuk Stoltenberg, melihat peluang bahwa terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden AS dapat memperbarui hubungan trans-Atlantik yang rusak di bawah pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump.

Baca juga: Buntut Peretasan Lembaga Pemerintah AS, NATO Langsung Cek Sistem Komputernya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com