SEOUL, KOMPAS.com - Pembatasan ketat virus corona yang diberlakukan Korea Utara mendesak Program Pangan Dunia untuk menghentikan operasional di negara komunis itu yang dilanda kasus malnutrisi kronis yang merajalela.
Badan PBB melaporkan melalui situsnya pada Selasa (23/2/2021), bahwa negara miskin yang terkena sanksi internasional dari program nuklir dan rudalnya itu, telah lama rakyatnya kesulitan makan dan menderita kekurangan pangan kronis.
Perkiraan PBB ada lebih dari 40 persen dari 25 juta penduduk Korea Utara dianggap tidak aman pangan.
Baca juga: Selebgram Nigeria Bantu Hacker Korea Utara Curi Uang Rp 21 Triliun
Program Pangan Dunia (WFP) sejauh ini adalah operasi bantuan internasional terbesar di negaranya yang menyediakan makanan khusus untuk sekitar jutaan wanita hamil, ibu menyusui, dan anak-anak, setiap bulannya.
Melansir AFP pada Selasa (23/2/2021), sanksi telah lama mempersulit upaya bantuan.
Kemudian dengan adanya isolasi virus corona oleh Korea Utara, WFP mengatakan pihaknya akan semakin kesulitan untuk memberikan bantuan.
Baca juga: AS Dakwa 3 Warga Korea Utara Pelaku Pencurian Rp 18,2 Triliun
Korea Utara sebagai negara pertama yang menutup perbatasan pada akhir Januari, untuk melindungi diri dari penyebaran virus corona yang pertama kali muncul di negara tetangga, China.
"Makanan impor, penempatan staf internasional dan akses pemantauan fisik dibatasi untuk waktu yang lama," ujar WFP dalam sebuah laporan program kegiatan.
Baca juga: Kiprah Hacker Korea Utara, Curi Uang Triliunan Rupiah sampai Retas Vaksin Pfizer
"WFP secara oportunistik akan menggunakan akses di mana impor makanan telah diizinkan untuk memasok kembali dan mengoptimalkan stok dalam negeri (Korea Utara)," imbuhnya.
"Ada risiko residu yang signifikan (dalam impor), sementara jika impor makanan tidak memungkinkan, maka operasi akan dihentikan pada 2021," terang pernyataan WFP.
Baca juga: Hacker Korea Utara Hendak Curi Data Vaksin Pfizer
Pyongyang telah lama menegaskan bahwa negaranya belum memiliki satu pun kasus Covid-19, yang telah membunuh lebih dari 1 juta orang di seluruh dunia.
Kim Jong Un telah mengulangi klaim itu pada acara parade militer besar-besaran pada Oktober lalu.
Para ahli berpendapat itu tidak mungkin, mengingat virus corona pertama kali muncul di negara tetangga Korea Utara, China, penyedia utama perdagangan dan bantuannya.
Baca juga: Cerita Dunia: Polisi Fesyen hingga Pasar Gelap Korea Utara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.