Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rasialisme Bikin Orang Afro-Amerika di AS Jadi Skeptis terhadap Vaksin Covid-19

Kompas.com - 15/02/2021, 11:57 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Dalam beberapa kasus, orang keturunan Afro-Amerika meninggal akibat virus corona pada tingkat tertinggi dari kelompok mana pun di Amerika Serikat (AS).

Akan tetapi, mereka juga yang paling skeptis terhadap vaksin meski terbukti aman dan efektif dalam uji coba.

Melansir kantor berita AFP, Senin (15/2/2021), ketidakpercayaan orang Afro-Amerika terhadap vaksin adalah buntut dari rasialisme dan kepercayaan yang telah hancur.

Baca juga: Begini Cara Orang Kulit Hitam Terbunuh Curhat Dokter Keturunan Afro-Amerika Sebelum Tewas

Gary Jackson (39) misalnya, salah satu warga AS keturunan Afro-Amerika mengatakan tidak menginginkan vaksin Covid-19 walau virusnya sudah membunuh banyak orang kulit hitam pada tingkat yang jauh lebih tinggi.

"Saya hanya tidak yakin bahwa (mendapatkan vaksinasi) merupakan kepentingan terbaik saya," kata Jackson, sembari memperbaiki jendela mobil di ibu kota Washington.

"Saya merasa sepertinya kami [orang kulit hitam] selalu yang terakhir atau [menjadi] kelinci percobaan, yang diuji," imbuhnya.

Apakah orang akan percaya terhadap lembaga medis dan pengobatannya bergantung pada keputusan mereka apakah ingin divaksinasi atau tidak. Sementara itu, rasialisme di AS telah mencemari 2 area tersebut.

Baca juga: Gadis Cilik Afro-Amerika Diborgol dan Disemprot Merica oleh Polisi AS

Takut akan vaksin

Sebuah contoh terkenal dari rasialisme adalah studi Tuskegee di mana ilmuwan pemerintah AS memantau beberapa pria kulit hitam yang menderita Sifilis selama 40 tahun sejak 1932 namun tidak memberi mereka pengobatan.

Insiden itu tidak terisolasi dan mereka yang menderita Sifilis hanya diamati.

Sebuah buku karangan Harriet A Washington tahun 2006 berjudul "Medical Apartheid" menyatakan bahwa eksperimen itu "berbahaya, tidak disengaja dan non-medis pada orang Afro-Amerika dan dipraktikkan serta didokumentasikan secara luas sejak abad ke-18."

The Nation of Islam yang dianggap Southern Poverty Law Center sebagai kelompok kebencian telah menggunakan masa lalu yang suram itu untuk mendesak agar orang-orang Afro-Amerika memboikot vaksinasi Covid-19.

"Jangan biarkan mereka memvaksinasi Anda dengan sejarah pengkhianatan mereka melalui vaksin," ungkap pernyataan halaman web Nation of Islam dikutip AFP.

Baca juga: Stigma dan Mitos Sebabkan Orang Afrika-Amerika Rentan Terkena Covid-19

 

Halaman itu juga memuat foto studi Tuskegee yang menunjukkan seorang pria kulit hitam dengan jarum suntik di lengannya.

Sementara itu, angka yang dirilis oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pada Februari mengatakan 46,5 persen orang kulit hitam tidak mau disuntik vaksin Covid, dibandingkan dengan 32,4 persen orang Hispanik dan 30,3 persen kulit putih.

Namun, secara signifikan, ketiga kelompok itu telah menunjukkan peningkatan yang stabil dalam kesediaan untuk diinokulasi selama pandemi.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com