Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahas Rencana Ekonomi, Kim Jong Un Marah Kabinetnya Kurang Inovatif

Kompas.com - 12/02/2021, 08:26 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

PYONGYANG, KOMPAS.com – Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memarahi kabinetnya karena dianggap kurang inovatif dan kurang memiliki strategi yang cerdas.

Mereka dianggap kurang inovatif dalam menyusun tujuan untuk rencana ekonomi lima tahun yang baru sebagaimana diwartakan oleh media pemerintah, KCNA.

Partai Buruh yang berkuasa di Korea Utara menyelesaikan rapat pleno empat hari pada Kamis (11/2/2021) sebagaimana dilansir dari Reuters.

Baca juga: Korea Utara Dituduh Curi Rp 4 Triliun lewat Uang Kripto untuk Danai Senjata Nuklir

Dalam rapat tersebut, Kim juga memetakan visinya untuk urusan antar-Korea, hubungan dengan negara lain, peraturan partai, dan masalah personel.

Dengan ekonomi sebagai agenda utama, Kim meninjau rencana aksi untuk strategi lima tahun  terbaru dalam rapat pleno tersebut.

Dia juga membahas mengenai sanksi internasional, penutupan perbatasan yang berkepanjangan, serta pengurangan bantuan luar di tengah pandemi virus corona.

Baca juga: Laporan PBB: Tentara Peretas Korea Utara Curi Rp 4,4 Triliun untuk Danai Program Nuklir

Kim menyebut, kabinetnya menyusun rencana lima tahunan baru yang tidak maju secara signifikan dari yang sebelumnya yang telah gagal total di hampir setiap sektor.

“Rencana tersebut tidak secara akurat mencerminkan ideologi dan pedoman partai serta kekurangan wawasan inovatif dan strategi cerdas,” kata Kim dalam pertemuan tersebut, menurut KCNA.

"Karena kabinet hampir secara mekanis mengumpulkan angka-angka yang diberikan oleh kementerian, rencana untuk beberapa sektor secara tidak realistis dinaikkan dan yang lainnya telah menurunkan tujuan yang sudah mudah dicapai dan harus diselesaikan,” imbuhnya.

Baca juga: Korea Utara Siap Kerahkan Pasukannya “Menghukum” Negara Provokator

Partai Buruh memutuskan untuk membangun 10.000 rumah di ibu kota Korea Utara, Pyongyang, tahun ini.

Rencana tersebut menggantikan rencana konstruksi sebelumnya yang digambarkan Kim sebagai terlalu rendah dan produk dari proteksionisme dan kekalahan dalam birokrasi.

Dia juga menyerukan peningkatan kemandirian dan produksi barang dan bahan lokal, kata KCNA, setelah perdagangan dengan China.

Baca juga: Korea Utara Denda hingga Penjara Pemilik Mobil Berkaca Gelap, Ini Alasannya...

Perdagangan dengan China yang menyumbang sekitar 90 persen pengiriman masuk dan keluar dari Korea Utara.

Namun, kondisi tersebut anjlok lebih dari 80 tahun lalu karena lockdown yang ketat akibat pandemi Covid-19.

Partai Buruh juga membahas perubahan personel dengan mempromosikan Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Son Gwon ke politbiro tak lama setelah mengangkatnya kembali sebagai anggota pengganti.

Baca juga: Tak Akui Satu Pun Kasus Covid-19, Korea Utara Tetap Akan Terima Vaksinnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Peneliti Eropa: Lirik Lagu Masa Kini Lebih Marah dan Terobsesi pada Diri Sendiri

Peneliti Eropa: Lirik Lagu Masa Kini Lebih Marah dan Terobsesi pada Diri Sendiri

Global
Dokter yang Kunjungi RS Gaza Tercengang, Kondisi Anak-anak Palestina Begitu Miris

Dokter yang Kunjungi RS Gaza Tercengang, Kondisi Anak-anak Palestina Begitu Miris

Global
Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Global
Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Global
Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Global
Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com