Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muslim Travel Ban Era Trump Dicabut Biden, Wanita Asal Iran Bisa Bersatu Lagi dengan Suaminya di AS

Kompas.com - 10/02/2021, 08:34 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Sky News

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Larangan perjalanan dari negara mayoritas Muslim tertentu di era pemerintahan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah dicabut oleh Presiden AS yang baru, Joe Biden.

Hal itu sangat berarti bagi setidaknya sepasang suami-istri yang menikah pada 2017 namun harus terpisah hidupnya selama beberapa tahun, seperti diwartakan Sky News Selasa (9/2/2021).

Mona Smith, seorang wanita Iran yang belajar untuk gelar Doktor di Kanada menikah dengan suaminya, Ricky dari AS pada 2017. Mereka bermimpi dapat pindah ke AS dan membina mahligai rumah tangga di sana.

Baca juga: Setelah Dilantik, Biden Akan Kembalikan AS ke WHO dan Akhiri Muslim Travel Ban

Namun semua impian itu buyar ketika Trump menerapkan Muslim Travel Ban, atau larangan perjalanan Muslim yang memastikan beberapa negara Muslim di dalam daftar AS tidak bisa mengakses masuk ke AS.

Kini, semua itu telah berubah. Mona bisa tinggal di AS dengan visa yang dikeluarkan oleh kedutaan besar di Montreal.

Semua itu, disebut para pejabat kedutaan berkat Joe Biden yang mencabut larangan masuk orang-orang dari negara Muslim tertentu, di mana Iran, negara asal Mona, menjadi salah satunya.

Baca juga: 17 Perintah Eksekutif Joe Biden, Cabut Muslim Travel Ban hingga Gabung Paris Agreement

Mencabut kebijakan kontroversial dari pemerintahan Trump adalah salah satu hal pertama yang dilakukan Presiden AS Joe Biden ketika dia menjabat mulai bulan lalu.

"Akhirnya, akhirnya Mona memiliki visa AS, dia datang ke AS," kata Smith dalam klip video yang tampak sangat emosional.

"Kami bisa hidup bersama, kami bisa berkeluarga, kami bisa membeli rumah. Ini luar biasa."

Sambil menangis Mona berkata, "Di kepala saya, saya menunggu [kedutaan] untuk memberi tahu saya bahwa, karena saya dari Iran, dia mungkin tidak mengeluarkan visa saya, tetapi itu, ya ... Saya hanya merasa air mata mengalir di wajah saya."

Baca juga: Iran Keluarkan Larangan Perjalanan Wisata Dalam Negeri Termasuk yang Bersifat Keagamaan

Smith mengatakan larangan perjalanan itu "menghancurkan" hidup mereka.

"Saya ingat waktu melihat notifikasi berita di iPhone saya bahwa Trump akan melarang pendatang dari negara Muslim tertentu memasuki Amerika Serikat. Saya hanya ingat duduk, memucat dan tangan saya berkeringat," ungkap Smith mengenang masa-masa menyedihkan mereka.

"Hidup kami hancur. Maksud saya, itu semacam menghancurkan hidup kami selama empat tahun terakhir baik secara psikologis maupun praktik."

Baca juga: Dubes Iran untuk Brasil: Sanksi AS adalah Kejahatan Kemanusiaan

Dia menambahkan bahwa mereka tidak ingin membiarkan kebijakan "xenofobia" pemerintah pada saat itu mendikte kehidupan mereka, jadi memutuskan untuk menikah di Kanada.

"Saya menghabiskan empat hari bersama istri saya di Kanada dan saya terbang kembali ke Milwaukee, dan saya ingat maksud saya, itu benar-benar tidak nyata. Saya duduk di sana dalam pesawat kembali ke Milwaukee, dan saya berpikir; Ya Tuhan, saya baru saja menikah dan saya akan meninggalkan istri saya di Toronto dan saya akan kembali ke Amerika."

"Dan dia tidak diterima di sana [AS] hanya karena di mana dia dilahirkan. Dan itu menjengkelkan. Itu meresahkan. Itu membuat marah, tapi pada saat yang sama, itu membuat khawatir akan masa depan."

Mona Smith dikabarkan akan mendapatkan visanya dalam dua hingga tiga minggu ke depan, pada saat itu dia secara hukum akan dapat tinggal dan bekerja di AS.

Baca juga: Iran: Sanksi AS kepada Pemimpin Tertinggi Kami Sia-sia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Sky News
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Global
Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Global
AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

Global
Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com