Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erdogan: Tidak Ada Gerakan LGBT di Turki, Lawan Politik Tunggangi Demo Mahasiswa

Kompas.com - 06/02/2021, 16:15 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh lawan politiknya berada di balik protes mahasiswa, yang selama sebulan ini mengguncang pemerintahannya.

AFP  pada Jumat (5/2/2021) melaporkan Erdogan setiap hari melancarkan serangan verbal kepada demonstrasi yang semakin membesar dan mengakibatkan ratusan penangkapan minggu ini.

Sebagian besar dari mereka yang ditahan telah dibebaskan. Tetapi tindakan keras tersebut telah menghambat upaya tentatif Erdogan memperbaiki hubungan Turki dengan sekutu Barat, yang diperlukan untuk menghadapi masalah ekonomi parah di dalam negeri.

Gerakan protes dimulai ketika Erdogan memutuskan menunjuk seorang loyalis partai sebagai rektor Universitas Bogazici elite Istanbul pada awal tahun ini.

Tapi sejak itu protes meluas, hingga mencakup dukungan dari beberapa kekuatan politik kiri dan kelompok organisasi.

Baca juga: Erdogan Isyaratkan Bakal Buat Konstitusi Baru untuk Turki

Debat lesbian, gay, biseksual, dan transgender ( LGBT) juga menjadi pusat badai politik di Turki sebulan terakhir.

Isu itu muncul setelah Erdogan mengecam mahasiswa karena menggantungkan karya seni di dekat kantor rektor, yang menggambarkan gerakan bendera pelangi di situs paling suci Islam Mekkah.

Erdogan mengatakan aksi unjuk rasa yang menyebabkan puluhan orang ditahan di Istanbul dan kota-kota besar lainnya pada Kamis (4/2/2021) tidak didorong oleh para pelajar.

Dia menuding itu secara ilegal di dorong tokoh pimpinan militan Kurdi dan "beberapa sarjana".

"Acara di Bogazici tidak ada hubungannya dengan siswa kami di sana," kata Erdogan setelah menghadiri shalat Jumat di Istanbul.

"Politik (oposisi) memimpin pergerakan disana," katanya. "Kami tidak akan mengizinkan anak-anak di sana untuk 'dijual' ke organisasi teror."

Pernyataan Erdogan pada Rabu (3/2/2021) yang mengatakan "tidak ada hal seperti gerakan LGBT di Turki” mendapat kecaman tajam dari Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Baca juga: Turki Dituduh “Korbankan” Muslim Uighur demi Vaksin Covid-19

Washington mengatakan pihaknya "mengutuk keras retorika anti-LGBTQIA". Sementara Brussels mengatakan “pidato kebencian” yang ditampilkan oleh pejabat tingkat tinggi tidak dapat diterima.

Tapi Erdogan bertahan pada Jumat (5/2/2021).

"Jangan perhatikan apa yang dikatakan para lesbian itu," katanya kepada sekelompok pendukung sambil mempromosikan nilai-nilai tradisional keluarga.

Dia menambahkan bahwa kritikus Baratnya memiliki masalah rumah tangga mereka sendiri yang harus ditangani.

"Apa kau tidak malu dengan apa yang terjadi setelah pemilu?" Erdogan bertanya dalam komentar yang ditujukan kepada Amerika Serikat (AS).

Sementara kepada Presiden Perancis Emmanuel Macron dia berkata: “Anda tidak bisa menyelesaikan protes jaket kuning," katanya mengacu pada gerakan protes di Perancis sejak akhir 2018.

"Kami tidak memiliki masalah seperti itu di sini," ujar Erdogan.

Baca juga: Oposisi Turki Tantang Erdogan soal Pembungkaman Uighur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com