Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden Bekukan Penjualan Senjata Miliaran Dollar AS ke Arab Saudi dan UEA

Kompas.com - 28/01/2021, 07:07 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) mengkaji ulang penjualan senjata ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) yang diresmikan oleh Presiden ke-45 AS, Donald Trump.

Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan dalam pengarahan pers pertamanya pada Rabu (27/1/2021) bahwa pengkajian ulang itu bertujuan untuk membuat kepastian dengan mempertimbangkan strategi ke depan kita dan kebijakan luar negeri ke depan kita.

"Itulah yang kami lakukan saat ini," katanya kepada wartawan, seperti yang dilansir Al Jazeera pada Rabu (27/1/2021).

The Wall Street Journal pertama kali melaporkan pada Rabu (27/1/2021) bahwa pemerintahan Joe Biden telah memberlakukan pembekuan sementara penjualan miliaran dollar AS senjata ke kedua negara itu.

Baca juga: AS-Rusia Sepakat Perpanjang Kesepakatan Pembatasan Senjata Nuklir

Termasuk penjualan amunisi berpemandu presisi (PGM) untuk Arab Saudi dan pesawat tempur F-35 untuk UEA.

Langkah itu dilakukan sepekan setelah Biden berjanji pada pelantikannya untuk menilai ulang hubungan Washington dengan Riyadh.

Sejak menduduki jabatannya, Biden telah menandatangani serangkaian tindakan eksekutif untuk meninjau ulang atau membalikkan beberapa kebijakan utama Trump.

Sejauh ini, Trump menjajga hubungan erat dengan UEA dan Arab Saudi sejalan dengan dukungan kuatnya untuk Israel dan tekanan maksimum terhadap Iran.

Baca juga: Perjanjian Larangan Senjata Nuklir Diberlakukan, PBB Berharap Keamanan Bersama Tercapai

Pada Mei 2019, Trump mengumumkan keadaan darurat nasional setelah ketegangan dengan Iran untuk menghindari keberatan dari Kongres soal penjualan senjata bernilai 8 miliar dollar AS (Rp 112,5 triliun) ke Arab Saudi, UEA, dan Yordania.

Pemerintahan Trump juga mengizinkan penjualan amunisi kecil senilai 290 juta dollar AS (Rp 4,077 triliun) ke Arab Saudi yang berakhir pada Desember 2020.

Pemerintahan terdahulu juga memberitahu Kongres pada November bahwa mereka telah menyetujui penjualan sistem senjata mutakhir lebih dari 23 miliar dollar AS (Rp 323,3 triliun), termasuk pesawat jet tempur F-35 dan drone bersenjata, ke UEA.

Baca juga: Persatuan Dokter Seluruh Dunia Sambut Perjanjian Larangan Senjata Nuklir

Pengumuman itu datang tak lama setelah pemerintah UEA setuju untuk menormalisasi hubungan dengan Israel dalam kesepakatan yang dijembatani oleh AS.

"Ini adalah pengakuan hubungan kami yang semakin dalam dan kebutuhan UEA terhadap kemampuan pertahanan tingkat lanjut untuk mencegah dan mempertahankan diri terhadap ancaman yang meningkat dari Iran," kata Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dalam sebuah pernyataannya pada saat itu.

Kelompok hak asasi manusia mengecam penjualan senjata itu dengan mengatakan bahwa itu dapat memicu konflik regional, terutama di Libya dan di Yaman, di mana UEA dan Arab Saudi telah melancarkan perang yang menghancurkan melawan pemberontak Houthi di negara itu.

Baca juga: Biden akan Perpanjang Perjanjian Pembatasan Senjata Nuklir AS-Rusia

Anggota parlemen Republik dan Demokrat juga mengecam transfer senjata, dengan mengatakan bahwa itu akan memfasilitasi perlombaan senjata yang berbahaya.

Legislator mengajukan resolusi bersama bipartisan yang berusaha menghentikan kesepakatan, tetapi upaya mereka gagal di Senat AS, di mana dua suara prosedural tidak memperoleh mayoritas di majelis.

Trump juga mengancam akan memveto upaya kongres apa pun untuk menghentikan penjualan.

Baca juga: Kim Jong Un Janji Tambah Senjata Nuklir demi Perangi Kebencian AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Peneliti Eropa: Lirik Lagu Masa Kini Lebih Marah dan Terobsesi pada Diri Sendiri

Peneliti Eropa: Lirik Lagu Masa Kini Lebih Marah dan Terobsesi pada Diri Sendiri

Global
Dokter yang Kunjungi RS Gaza Tercengang, Kondisi Anak-anak Palestina Begitu Miris

Dokter yang Kunjungi RS Gaza Tercengang, Kondisi Anak-anak Palestina Begitu Miris

Global
Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Global
Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Global
Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Global
Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com