WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menunjuk orang Palestina-Amerika sebagai direktur senior untuk program intelijen di Dewan Keamanan Nasional (NSC).
Orang Palestina-Amerika tersebut bernama Maher Bitar. Kabar penunjukkan Maher Bitar tersebut dilaporkan Politico.
Dilansir dari Middle East Monitor, Senin (25/1/2021), Maher sempat menjabat sebagai penasihat untuk Partai Demokrat di Komite Intelijen DPR.
Baca juga: Biden Rencana Beli 200 Juta Vaksin Covid-19 Lebih Banyak
Dia memainkan peran yang besar dalam pemakzulan pertama mantan Presiden AS Donald Trump.
"Saya sangat senang melihatnya di jabatan barunya, meski kami pasti akan merindukannya di komite," kata Ketua Komite Intelijen DPR Adam Schiff kepada Politico.
"Saya tidak bisa memikirkan orang yang lebih cocok untuk peran itu selain Maher," imbuh Schiff.
Baca juga: Konfrontasi Putin Lewat Telepon, Ini yang Dibahas Biden
Maher juga bekerja sebagai direktur urusan Pendudukan Israel-Palestina di NSC di bawah mantan Presiden AS Barack Obama.
Maher merupakan alumnus jurusan hukum di Georgetown University.
Selain itu, dia juga menerima gelar Master of Science in Forced Migration dari Oxford University's Refugee Studies Center dengan beasiswa Marshall.
Baca juga: Biden Ajak Orang Beli Produk Amerika, tapi Dia Pakai Jam Tangan Swiss
Maher juga sempat bekerja dengan United Nations Relief and Works Agency (UNRWA) di Yerusalem.
Mantan pejabat NCS pada masa pemerintahan Obama, Robert Malley, mengatakan penunjukkan Maher sebagai direktur senior untuk program intelijen di NCS merupakan pilihan yang tepat.
Can’t think of a better choice than Maher. The most professional, principled, dedicated public servant I’ve had the honor to work with, a wonderful colleague, and a dear friend . https://t.co/ioOBB7rYVl
— Robert Malley (@Rob_Malley) January 22, 2021
"Tidak dapat memikirkan pilihan yang lebih baik daripada Maher. Pegawai yang paling profesional, berprinsip, dan berdedikasi yang mendapat kehormatan untuk bekerja sama dengan saya, seorang kolega yang luar biasa, dan seorang teman baik,” tulis Malley di Twitter.
Baca juga: Presiden China Peringatkan Konsekuensi “Perang Dingin Baru,” Singgung Biden?
Pada Agustus, Biden merilis "Plan for Partnership" yang akan melibatkan orang Arab-Amerika.
Dalam rencana tersebut, Biden menyebut kelompok itu sebagai bagian penting untuk struktur bangsa AS.
Dalam pernyataannya, Biden berjanji untuk memasukkan Arab-Amerika dalam pemerintahannya dan bekerja untuk melawan fanatisme anti-Arab".
Awal bulan ini, Biden menunjuk seorang wanita Yordania-Amerika, Dana Shubat, sebagai penasihat urusan hukum seniornya.
Baca juga: Presiden Biden Copot Dokter Gedung Putih yang Rawat Trump
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.