Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Menteri Luar Negeri Uni Eropa Bahas Navalny dalam Sidang di Markas Besar

Kompas.com - 26/01/2021, 18:18 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

BRUSSELS, KOMPAS.com - Para menteri luar negeri Uni Eropa dalam sidang di markas besar pada Senin (25/1/2021), memperdebatkan tanggapan terhadap penangkapan pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny

Selain itu, memperdebatkan tindakan keras polisi akhir pekan lalu yang membuat ribuan orang ditangkap dalam protes untuk mendukung kritikus Kremlin itu.

“Kami akan menangani peristiwa mengkhawatirkan di Rusia ini. Lebih dari 3.000 orang dilaporkan telah ditangkap," kata Josep Borrell, Kepala Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Uni Eropa.

Baca juga: Putin Bantah Miliki Istana Mewah Dekat Laut Hitam seperti yang Dituduhkan Navalny

"Gelombang penahanan ini adalah sesuatu yang sangat mengkhawatirkan kita, begitu pula penahanan Navalny,” imbuhnya seperti yang dilansir dari VOA Indonesia pada Selasa (26/1/2021).

Lebih dari 3.500 orang dilaporkan ditangkap dalam protes nasional itu.

Jean Asselborn, Menteri Luar Negeri Luksemburg, menyatakan optimismenya dengan memberikan contoh serangan 6 Januari di gedung Capitol Amerika.

“Pada 6 Januari telah menunjukkan di Washington bahwa demokrasi rapuh di seluruh dunia, tetapi demokrasi telah bertahan," ujar Asselborn.

Baca juga: Aktivis Anti-korupsi: Pemerintah Rusia Benar-benar Takut Demo Pendukung Navalny

"Pada 23 Januari telah menunjukkan di Rusia bahwa mungkin saja (pemerintah) bertindak keras melawan keinginan rakyat, dan mungkin saja menghentikannya dalam waktu singkat, tetapi bahkan di Rusia, antara Kaliningrad dan Vladivostok di 11 zona waktu, keinginan untuk lebih banyak demokrasi akan menang,” lanjutnya.

Navalny, seorang penyelidik korupsi, ditangkap awal bulan ini ketika dia kembali ke Moskwa setelah menghabiskan berbulan-bulan di Jerman untuk memulihkan diri dari serangan di Rusia dengan apa yang dikatakan para ahli sebagai racun saraf Novichok.

Unjuk rasa setelah penangkapannya menarik ribuan orang di kota-kota besar Rusia, termasuk sekitar 15.000 di Moskwa.

Baca juga: Aparat Rusia Tangkap 3.000 Orang dalam Protes Pembebasan Alexei Navalny

Menyusul kejadian itu, juru bicara kedutaan besar Amerika di Moskwa, Rebecca Ross, menyatakan di Twitter bahwa Amerika Serikat “mendukung hak semua orang untuk protes damai, dan kebebasan berpendapat. Langkah-langkah yang diambil oleh otoritas Rusia telah menekan hak-hak itu.”

Kedutaan Amerika juga mengirim cuitan pernyataan Departemen Luar Negeri yang menyerukan pembebasan Navalny.

Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pernyataan itu mengganggu urusan dalam negeri Rusia dan mendorong orang Rusia untuk melanggar hukum.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Senin menggambarkan tuduhan bahwa ia memiliki “istana” mewah di Laut Hitam sebagai “manipulasi melalui pengeditan.”

Baca juga: [Biografi Tokoh Dunia] Alexei Navalny, Musuh Bebuyutan Putin yang Tak Tumbang meski Dipenjara dan Diracun

Tim investigasi pemimpin oposisi Alexei Navalny telah mempublikasikan video yang menuduh Putin memiliki istana yang dikelilingi kebun anggur itu, dibangun untuk Putin melalui skema korupsi yang rumit.

Berbicara kepada para mahasiswa secara online pada Senin, Putin mengatakan penyelidikan itu adalah “kompilasi” dan “manipulasi melalui pengeditan.”

Dia menambahkan bahwa video itu baru disusun oleh oposisi untuk “mencuci otak” warga Rusia.

Josep Borrell, diplomat tertinggi UE, juga merencanakan perjalanan ke Moskwa, tetapi tidak jelas dampak apa yang akan terjadi dari kunjungan itu.

Baca juga: Rusia Tuduh Kedutaan AS di Moskwa Terbitkan Rute Protes Pendukung Navalny

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com