Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Pelantikan Biden, YouTube Perpanjang Larangan terhadap Saluran Trump

Kompas.com - 20/01/2021, 11:52 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Daily Mail

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - YouTube milik Google pada Selasa (19/1/2021) mengonfirmasi bahwa pihak mereka telah memperpanjang larangan unggahan video baru pada kanal Presiden Amerika Serikat (AS) yang akan lengser, Donald Trump karena berpotensi menghasut kekerasan.

Melansir Daily Mail, penangguhan selama 1 pekan diberikan kepada kanal Trump sehingga kanal tersebut tidak bisa mengunggah atau pun membuat layanan streaming video demi keamanan pelantikan Presiden AS terpilih Joe Biden.

"Mengingat kekhawatiran tentang potensi kekerasan yang berlangsung, saluran Donald Trump akan dicegah untuk mengunggah video baru atau streaming langsung selama minimal 7 hari," kata YouTube menanggapi penyelidikan kantor berita AFP.

Baca juga: Warisan Presiden Donald Trump yang Akan Dicatat Sejarah, Apa Sajakah Itu?

Tak hanya itu, komentar di kanal platform tersebut juga akan terus dinon-aktifkan tanpa batas waktu.

Akses Trump ke platform media sosial yang dia gunakan sebagai corong politiknya selama masa jabatannya sebagai presiden sebagian besar telah terputus sejak massa pendukungnya yang brutal menyerbu Capitol di Washington DC pada 6 Januari.

Trump yang sakit hati atas kekalahannya di ajang pemilihan presiden dapat menggunakan akunnya untuk memicu lebih banyak kerusuhan pada pelantikan Biden pada Rabu.

YouTube pekan lalu menangguhkan kanal Trump "selama setidaknya tujuh hari" dan menghapus video karena telah melanggar kebijakan mereka.

Baca juga: Pidato Perpisahan Donald Trump Bernada Damai dan Menantang

Sebelumnya, Facebook juga menangguhkan akun Trump dengan pihak mereka mengatakan bahwa Trump bisa menggunakan platform tersebut untuk menghasut kekerasan dan khawatir hal itu akan terus dilakukannya.

Adapun Twitter melangkah lebih jauh dengan menghapus akun Trump, mencabut platform favorit taipan real-estate itu. 

Trump juga terkena penangguhan oleh layanan seperti Snapchat dan Twitch.

Trump, yang tidak muncul di depan umum selama seminggu, tampil pada Selasa dengan rekaman pidato perpisahan yang diunggah ke saluran Gedung Putih di YouTube.

Baca juga: Berakhirnya Transisi Kekuasaan Damai AS di Tangan Donald Trump

Trump untuk pertama kalinya meminta orang Amerika untuk "berdoa" bagi keberhasilan pemerintahan Biden yang akan datang secara tersirat.

Sesuatu yang kontras dari seruannya beberapa waktu sebelumnya. Trump sendiri secara pribadi juga belum memberi selamat kepada Biden atas kemenangannya atau mengundangnya untuk minum teh di Gedung Oval.

Para pendukung Trump yang menyerang Capitol AS "diprovokasi" oleh ucapan Trump sendiri  yang "berbohong," kata Pemimpin Mayoritas Partai Republik di Senat Mitch McConnell, pada Selasa.

Baca juga: Rilis Pesan Perpisahan, Melania Trump Ajak Warga AS untuk Pilih Cinta Bukan Benci

Ribuan pendukung Trump menyerbu Capitol pada 6 Januari, buntut dari pidato presiden di luar Gedung Putih di mana dia mengulangi klaim 'ngawurnya' untuk bisa memenangkan pemilihan.

Setidaknya lima orang tewas dalam kekacauan itu.

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang dikendalikan Demokrat memakzulkan Trump pada 13 Januari karena Trump dianggap telah "menghasut pemberontakan".

Trump juga berpotensi menghadapi persidangan di Senat setelah dia meninggalkan jabatannya pada Rabu ini.

Baca juga: Trump Disebut Hanya Duduk Menonton TV Saat Kerusuhan di Capitol AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com