BEIJING, KOMPAS.com - Otoritas kesehatan China mengumumkan korban meninggal akibat Covid-19, pertama dalam delapan bulan terakhir.
Lebih dari 20 juta orang berada dalam lockdown di kawasan utara, dengan satu provinsi menetapkan status darurat.
Penyebabnya adalah mereka mengalami lonjakan dalam kasus infeksi harian, setelah di bulan-bulan sebelumnya laporan harian hanya dihitung jari.
Baca juga: Sri Lanka Dikecam Setelah 15 Muslim Korban Meninggal akibat Covid-19 Dikremasi
Komisi Kesehatan Nasional China pada Kamis (14/1/2021) melaporkan 138 kasus Covid-19, tertinggi sejak Maret 2019.
Selain itu, mereka juga mencatat kasus kematian akibat virus corona, dan menjadi rapor terburuk dalam delapan bulan terakhir.
Pemerintah setempat hanya menjabarkan bahwa korban meninggal itu tercatat di Provinsi Hebei, yang beberapa kotanya terkena lockdown.
Pekan lalu, pemerintah menggelar tes massal dan penutupan sekolah dan toko di Shijiazhuang, ibu kota Provinsi Hebei yang dianggap episentrum terbaru.
Kota tetangga Xingtai dan Langlang, dengan total populasi 12 juta jiwa, juga ditutup sejak Jumat pekan lalu (8/1/2021).
Provinsi Heilongjiang di sebelah timur laut pun mentapkan status darurat, dan memeriksa 37 juta warganya karena kenaikan kasus virus corona.
Baca juga: Korban Meninggal Akibat Covid-19 Jadi Tolok Ukur Baru Tragedi Kemanusiaan
Dengan adanya korban meninggal baru di China, total kasus kematian akibat Covid-19 berada di angka 4.635 orang.
Kasus kematian terbaru itu terjadi ketika Beijing bersiap menyambut tim ilmuwan yang dikirim Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Dilansir AFP, mereka dikirim untuk menyelidiki asal usul Covid-19 yang sudah mewabah di Bumi setahun belakangan.
Begitu sampai Kamis, mereka akan bertolak ke Wuhan, kota yang pertama kali melaporkan virus itu di Desember 2019.
Baca juga: Mengapa Korban Meninggal Covid-19 Indonesia Terbanyak di Asia Tenggara?
Peter Ben Embarek selaku pimpinan misi menerangkan, agenda pertama mereka adalah menjalani karantina dua pekan sesuai protokol yang berlaku.
"Setelah itu, kami akan bertemu kolega kami di China dan mengunjungi tempat yang sudah kami rencanakan," ujar dia.
Embarek menjelaskan, tujuan mereka adalah mendapatkan gambaran mengenai bagaimana virus bisa menular dari hewan ke manusia.
Penyelidikan ini sempat tertunda setahun, dan menimbulkan krisis politik karena China dianggap menutup-nutupi fakta sebenarnya.
Baca juga: Korban Meninggal karena Covid-19 Capai 1 Juta Orang di Seluruh Dunia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.