Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rangkaian Kejadian Satu Tahun Perjuangan Dunia Melawan Covid-19

Kompas.com - 29/12/2020, 21:53 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Virus corona, yang muncul di pasar makanan laut dan unggas China pada Desember 2019, telah menyebar ke hampir setiap negara. Penyebaran virus menjungkirbalikkan kehidupan masyarakat dan menghancurkan ekonomi global.

Melansir New York Times pada Senin (28/12/2020), virus itu telah membunuh lebih dari 1,6 juta orang, dan membuat lebih dari 76 juta sakit selama setahun terakhir. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan situasi tersebut sebagai pandemi global.

Beberapa pemimpin dunia, termasuk Presiden Donald J. Trump dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, tertular virus selama perjuangan berat untuk mengurangi penyebarannya di dalam negara mereka.

Hal itu membuktikan, bahkan orang “yang paling kuat” di dunia pun bisa jatuh ke cengkeraman virus.

Pada awal Desember 2020, negara-negara mulai berlomba untuk mendapatkan vaksin. Beberapa negara Barat bahkan mulai memberikan suntikan ke populasi yang paling rentan, dalam upaya untuk mengendalikan virus.

Baca juga: Kabar Baik di Tengah Wabah Corona: Kulkas Jalanan untuk Mereka yang Membutuhkan

Berikut garis waktu wabah perjalanan historis wabah setahun terakhir:

31 Desember 2019 

Awalnya, otoritas China merawat lusinan kasus pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya. Hal ini dikonfirmasi oleh otoritas kesehatan pemerintah di Wuhan, China pada 31 Desember.

Beberapa hari kemudian, para peneliti di China mengidentifikasi virus baru telah menginfeksi puluhan orang di Asia. Saat itu, tidak ada bukti bahwa virus tersebut mudah disebarkan oleh manusia. Pejabat kesehatan di China mengatakan mereka sedang memantau untuk mencegah wabah berkembang menjadi sesuatu yang lebih parah.

11 Januari 2020 

Media pemerintah China melaporkan kematian pertama yang diketahui akibat penyakit yang disebabkan oleh virus, yang diduga telah menginfeksi puluhan orang tersebut.

Pada 11 Januari, pria berusia 61 tahun yang meninggal itu adalah pelanggan tetap di pasar Wuhan. Laporan kematiannya datang tepat sebelum salah satu hari libur terbesar di China, ketika ratusan juta orang melakukan perjalanan ke seluruh negeri.

Baca juga: Setahun Setelah Kasus Covid-19 Pertama Muncul, Warga Wuhan Masih Dibayangi Stigma Negatif

20 Januari 2020

Kasus pertama yang dikonfirmasi di luar China daratan terjadi di Jepang, Korea Selatan, dan Thailand, menurut laporan situasi pertama WHO.

Kasus pertama yang dikonfirmasi di Amerika Serikat terjadi pada hari berikutnya. Tepatnya di Negara Bagian Washington, di mana seorang pria berusia 30-an mengalami gejala setelah kembali dari perjalanan ke Wuhan.

23 Januari 2020

Otoritas China menutup Wuhan dengan membatalkan pesawat, dan kereta yang meninggalkan kota berpenduduk lebih dari 11 juta itu.

Perjalanan bus, kereta bawah tanah, dan feri juga mengalami penangguhan. Pada waktu ini sedikitnya 17 orang telah meninggal dan lebih dari 570 lainnya telah terinfeksi, termasuk di Taiwan, Jepang, Thailand, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.

Baca juga: WHO Bakal Selidiki Asal Usul Virus Corona di Wuhan

30 Januari 2020

Di tengah ribuan kasus baru di China, "darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional", akhirnya secara resmi diumumkan oleh WHO.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa pihaknya akan terus bekerja dengan WHO. Negara lain diminta untuk melindungi kesehatan masyarakat, dan Departemen Luar Negeri AS memperingatkan para pelancong untuk menghindari China.

31 Januari 2020

Pemerintahan Trump menangguhkan perjalanan masuk ke Amerika Serikat oleh warga negara asing yang telah melakukan perjalanan ke China dalam 14 hari terakhir.

Aturan itu tidak berlaku bagi anggota keluarga dekat warga negara Amerika atau penduduk tetap. Pada tanggal ini, 213 orang telah meninggal dan hampir 9.800 telah terinfeksi di seluruh dunia.

Baca juga: Usut Asal Covid-19, Wanita kelelawar China Bersedia Diperiksa WHO

2 Februari 2020

Seorang pria berusia 44 tahun di Filipina meninggal setelah terinfeksi Covid-19 menurut laporan pejabat setempat. Ini adalah kematian pertama yang dilaporkan di luar China. Pada titik ini, lebih dari 360 orang telah meninggal.

7 Februari 2020 

Seorang dokter China yang pertama kali memberikan peringatan bahaya meninggal. Ketika Dr. Li Wenliang, seorang dokter China, meninggal setelah tertular virus corona, dia dipuji sebagai pahlawan oleh banyak orang. Pasalnya, dia telah mencoba memberi peringatan dini bahwa infeksi dapat lepas kendali.

Pada awal Januari, pihak berwenang menegurnya, dan dia dipaksa untuk menandatangani pernyataan yang mengecam peringatannya. Kematian Dr. Li memicu kemarahan dan frustrasi tentang bagaimana pemerintah China salah menangani situasi.

Baca juga: WHO Tanggapi Misteri Asal-usul Covid-19 dan Tepis Kritik Transparansi

11 Februari 2020

WHO mengusulkan nama resmi untuk penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut: Covid-19. Itu adalah singkatan dari penyakit coronavirus 2019.

Nama tersebut tidak mengacu pada orang, tempat, atau hewan yang terkait dengan virus corona, mengingat tujuannya untuk menghindari stigma.

14 Februari 2020

Seorang turis China berusia 80 tahun meninggal pada 14 Februari, di sebuah rumah sakit di Paris. Tercatat sebagai kematian pertama akibat virus corona yang terjadi di luar Asia, menurut pihak berwenang.

Itu adalah kematian keempat akibat virus di luar daratan Cina, di mana sekitar 1.500 orang telah meninggal, sebagian besar di Provinsi Hubei.

Baca juga: Pakar Ini Ungkap Virus Corona Bukan dari Wuhan, Lantas dari Mana?

23 Februari 2020

Eropa menghadapi wabah besar pertamanya, karena jumlah kasus yang dilaporkan di Italia meningkat, dari kurang dari lima menjadi lebih dari 150.

Di wilayah Lombardy, para pejabat mengunci 10 kota setelah sekelompok kasus tiba-tiba muncul di Codogno, tenggara Milan. Sekolah ditutup dan acara olahraga dan budaya dibatalkan.

24 Februari 2020

Iran mengumumkan dua kasus virus corona pertamanya pada 19 Februari. Kurang dari seminggu kemudian, negara itu mengatakan memiliki 61 kasus virus corona dan 12 kematian. Jumlah kasus itu adalah yang paling banyak dari negara lain pada saat itu, kecuali China.

26 Februari 2020

Pejabat kesehatan Brasil mengatakan seorang pria Sao Paulo berusia 61 tahun, yang baru-baru ini kembali dari perjalanan bisnis ke Italia, dinyatakan positif mengidap virus corona. Itu adalah kasus pertama yang diketahui di Amerika Latin.

Baca juga: Pulih dari Covid-19, Wuhan Adakan Pameran Kesehatan Internasional

29 Februari 2020

 

Pada 29 Februari, pihak berwenang mengumumkan bahwa seorang pasien di dekat Seattle telah meninggal karena virus corona. Pasien itu diyakini sebagai kematian akibat virus corona pertama di Amerika Serikat pada saat itu.

Faktanya, dua orang telah meninggal lebih awal, meskipun diagnosis Covid-19 mereka baru ditemukan beberapa bulan kemudian.

15 Maret 2020

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyarankan tidak ada pertemuan berisi 50 orang atau lebih di AS, selama delapan minggu ke depan.

Rekomendasi tersebut mencakup pernikahan, festival, parade, konser, acara olahraga, dan konferensi. Keesokan harinya, Trump menyarankan warga untuk menghindari pertemuan kelompok yang terdiri lebih dari 10 orang. Sistem sekolah umum Kota New York, yang terbesar di negara itu dengan 1,1 juta siswa, juga ditutup.

16 Maret 2020

Beberapa negara di Amerika Latin memberlakukan pembatasan pada warganya untuk memperlambat penyebaran virus.

Venezuela mengumumkan karantina nasional yang dimulai pada 17 Maret. Ekuador dan Peru menerapkan penguncian di seluruh negeri. Sementara Kolombia dan Kosta Rika menutup perbatasan mereka.

Baca juga: Kepala WHO: Covid-19 Bukan Pandemi Terakhir di Dunia

17 Maret 2020

Para pemimpin Uni Eropa memilih menutup setidaknya 26 negara anggotanya, untuk hampir semua pengunjung dari seluruh dunia selama setidaknya 30 hari.

Larangan perjalanan non-esensial dari luar blok ini adalah tanggapan terkoordinasi pertama terhadap epidemi oleh Uni Eropa.

24 Maret 2020

Satu hari setelah pihak berwenang menghentikan semua penerbangan domestik, Narendra Modi, Perdana Menteri India, mendeklarasikan lockdown selama 21 hari.

Sementara jumlah kasus yang dilaporkan di India sekitar 500 jiwa. Perdana menteri berjanji untuk menghabiskan sekitar 2 miliar dollar AS (Rp 28 triliun) untuk persediaan medis, ruang isolasi, ventilator dan pelatihan bagi para profesional medis.

26 Maret 2020

AS secara resmi menjadi negara yang paling parah terkena pandemi. Setidaknya 81.321 infeksi telah terkonfirmasi dan lebih dari 1.000 kematian terjadi karena Covid-19.

Jumlah itu lebih banyak dari kasus yang dilaporkan daripada di Cina, Italia, atau negara lain mana pun pada saat itu.

Baca juga: Pakar Peringatkan Potensi Virus Baru Lebih Mematikan Muncul Usai Pandemi Covid-19

2 April 2020

Pada 2 April, pandemi telah membuat sakit lebih dari satu juta orang di 171 negara di enam benua, dan menewaskan sedikitnya 51.000 orang.

Hanya dalam beberapa minggu, pandemi tersebut membuat hampir 10 juta orang Amerika kehilangan pekerjaan. Sebanyak 6,6 juta orang secara mengejutkan mengajukan tunjangan pengangguran pada minggu terakhir bulan Maret.

Kecepatan dan skala kehilangan pekerjaan seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya. Hingga Maret, minggu terburuk untuk pengajuan pengangguran terjadi pada 1982, dengan 695.000.

6 April 2020

Sepuluh hari setelah mempublikasikan terpapar virus corona, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dipindahkan ke perawatan intensif.

Keputusan itu adalah tindakan pencegahan, menurut pemerintah Inggris, yang juga mengatakan dia dalam kondisi yang semangat baik.

Johnson juga telah meminta Menteri Luar Negeri, Dominic Raab, untuk mewakilinya "jika perlu". Perdana Menteri yang baru menjabar 2019 itu kemudian keluar dari perawatan intensif pada 12 April.

Baca juga: Selama Karantina Covid-19 Banyak Penduduk Desa di Inggris Temukan Harta Karun Abad Pertengahan

10 April 2020

Jumlah orang yang dirawat di rumah sakit di Moskow dengan Covid-19 melonjak dua kali lipat dari minggu sebelumnya. Jumlahnya sebanyak dua pertiga dari 12.000 kasus covid-19 yang dilaporkan di Moskwa.

Peningkatan kasus mendorong sistem perawatan kesehatan Moskwa mencapai titik batasnya, jauh sebelum kasus diperkirakan mencapai puncaknya.

21 April 2020

Pejabat di Santa Clara County, California, mengumumkan bahwa dua penduduk di sana meninggal karena virus corona pada 6 dan 17 Februari. Laporan itu menjadikan mereka korban pandemi paling awal yang diketahui di Amerika Serikat.

Informasi baru, yang diperoleh dari otopsi penduduk itu, memindahkan garis waktu penyebaran virus di negara itu, beberapa minggu lebih awal dari yang dipahami sebelumnya. .

24 April 2020

Uni Eropa tampaknya menyerah pada tekanan dari Beijing. Blok Eropa itu melunakkan kritik terhadap China, terkait laporan tentang disinformasi pandemi virus corona.

Meskipun laporan awal tidak terlalu keras, pejabat Eropa menunda dan kemudian menulis ulang dokumen untuk mengurangi fokus pada China, mitra dagang pentingnya.

Baca juga: Wuhan yang Dulu Merana karena Virus Corona, Kini Meriah dengan Pesta

26 April 2020

Menurut data yang dikumpulkan oleh The New York Times, pada 26 April, virus corona telah menewaskan lebih dari 200.000 orang, dan membuat lebih dari 2,8 juta orang di seluruh dunia sakit.

Jumlah korban sebenarnya diduga lebih tinggi pada tingkat yang tidak diketahui, dan akan tetap demikian untuk beberapa waktu.

30 April 2020

American Airlines dan Delta Air Lines mengatakan, mereka akan mewajibkan semua penumpang dan pramugari mengenakan penutup wajah. Grup Lufthansa - yang memiliki Lufthansa, Swiss International Air Lines, dan Austrian Airlines - serta JetBlue dan Frontier Airlines telah mengumumkan hal serupa.

5 Mei 2020

Dokter Perancis mengatakan telah menemukan, seorang pasien yang dirawat karena pneumonia pada akhir Desember, mengidap virus corona.

Jika diagnosis diverifikasi, itu akan menunjukkan bahwa virus muncul di Eropa hampir sebulan lebih awal dari yang dipahami sebelumnya.

Artinya beberapa hari sebelum otoritas China pertama kali melaporkan penyakit baru itu ke Organisasi Kesehatan Dunia. Laporan infeksi pertama di Eropa terjadi pada 24 Januari di Perancis.

Baca juga: Kasus Pertama Varian Baru Virus Corona telah Muncul di Perancis

17 Mei 2020

Jepang, ekonomi terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan China, jatuh ke dalam resesi untuk pertama kalinya sejak 2015. Perekonomiannya menyusut dengan tingkat tahunan 3,4 persen dalam tiga bulan pertama tahun ini.

Jerman, ekonomi terbesar Eropa, juga mengalami resesi. Perekonomiannya mengalami kontraksi terparah sejak krisis keuangan global 2008, menyusut 2,2 persen pada periode Januari-Maret dari kuartal sebelumnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com