Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angkatan Laut AS Ingin Drone yang Bisa Diluncurkan dari Kapal Selam

Kompas.com - 21/12/2020, 18:11 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Angkatan Laut AS menginginkan teknologi baru berupa drone mungil yang bisa diluncurkan kapal selam.

Jika memungkinkan, drone tersebut mampu menemukan target yang jauh dan menyampaikan kembali informasi mengenai kehadiran kapal, kapal selam, pesawat, atau jenis aktivitas bermusuhan lainnya.

Naval Sea Systems Command (NAVSEA) meminta industri untuk memberikan proposal dan ide mengenai Sistem Pesawat Nirawak (UAV) dari Kapal Selam dengan diameter sekitar 7,6 sentimeter.

Baca juga: Menhan Inggris: Drone Bayraktar TB2 Turki Ancaman Nyata bagi Musuh

NAVSEA juga meminta agar drone mini tersebut menyediakan sensor, komunikasi, dan kemampuan keamanan siber sebagaimana dilansir dari The National Interest, Minggu (20/12/2020).

NAVSEA menambahkan, drone mungil tersebut juga bisa dimungkinkan diluncurkan ketika kapal selam berada di bawah laut atau hanya beberapa meter dari bawah permukaan laut.

“UAV itu adalah drone berdiameter kecil yang diluncurkan dari kapal selam dengan keandalan tinggi yang mampu melakukan misi ISR (intelijen, pengawasan, dan pengintaian) di lingkungan laut yang diperebutkan,” tulis NAVSEA dalam pengumumannya.

Baca juga: China Gunakan Drone Pelontar Api untuk Basmi Sarang Tawon di Sebuah Desa

“Kinerja UAV harus mencakup kemampuan elektro-optik dengan analisis solusi target yang andal,” sambung NAVSEA dalam pengumuman itu.

The National Interest memprediksi permintaan drone semacam itu tampaknya bertujuan untuk membantu kapal selam menemukan kapal perang musuh yang kurang terdeteksi oleh sonar bawah laut.

Drone mini itu diharapkan juga dapat menemukan aset udara musuh atau bahkan mengawasi wilayah darat untuk potensi serangan rudal Tomahawk.

Baca juga: AS Akan Jual Drone Bersenjata Senilai Rp 41,4 Triliun ke UEA

NAVSEA juga meminta bahwa UAV tersebut setidaknya harus tetap mengudara selama satu jam, beroperasi pada jarak jauh ke garis pandang radio, dan menggunakan tautan data yang terenkripsi.

NAVSEA juga meminta drone tersebut dapat diluncurkan dan beroperasi dalam kelompok.

Kelompok tersebut bekerja untuk berkomunikasi antar-drone, berbagi data, dan kerja sama tanpa awak dalam jumlah besar.

Baca juga: Azerbaijan Klaim Jatuhkan Drone Kamikaze Milik Armenia

Mereka dapat diprogram untuk beroperasi bersama-sama satu sama lain dan menyesuaikan dengan informasi tentang target baru atau rintangan yang muncul.

Permintaan UAV dari NAVSEA yang cukup spesifik tersebut juga berarti bahwa drone yang diinginkan berada pada kecanggihan yang lebih tinggi, berkemampuan komputer, dan bahkan berpotensi diarahkan oleh kecerdasan buatan.

Baca juga: Makin Canggih, China Uji Coba Drone Pembawa Peluncur Granat

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com