Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Mostar di Bosnia-Herzegovina Gelar Pemilihan Lokal Pertama dalam 12 Tahun

Kompas.com - 20/12/2020, 21:31 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

MOSTAR, KOMPAS.com - Pemungutan suara untuk pertama kalinya dalam 12 tahun terjadi di kota Mostar, Bosnia-Herzegovina, lapor Associated Press (AP), Minggu (20/12/2020).

Kota Mostar, terkenal dengan arsitektur Ottoman yang indah dan konflik perpecahan etnis yang mendalam.

Perpecahan itu, antara Muslim Bosnia dan Katolik Kroasia, yang berjuang keras menguasai kota selama perang 1992-1995.

Baca juga: Hancur Akibat Konflik Bosnia, Masjid Aladza Dibuka Kembali

Kota Mostar belum bisa mengadakan pemilihan lokal sejak 2008, ketika pengadilan Konstitusional Bosnia menyatakan aturan pemilihannya diskriminatif dan memerintahkan agar perubahan dilakukan.

Partai politik nasionalis Bosniak dan Kroasia yang dominan, SDA dan HDZ, telah menghabiskan lebih dari satu dekade gagal dalam menyetujui cara melakukan pemilihan.

Selama waktu tersebut, kota berpenduduk lebih dari 100.000 orang itu telah melihat infrastrukturnya runtuh, dengan sampah berulang kali menumpuk di sepanjang jalan dan ribuan warganya pergi untuk mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri.

Baca juga: Rumitnya Politik Bosnia, Negeri dengan Tiga Presiden

Kesepakatan antara kedua pihak, yang didukung oleh para diplomat Uni Eropa dan Amerika Serikat di Bosnia, akhirnya tercapai pada bulan Juni.

Itu terjadi delapan bulan setelah seorang guru lokal, Irma Baralija, memenangkan kemenangan di Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa dengan menggugat Bosnia yang dianggap gagal mengadakan pemilihan di Mostar.

Dia sekarang mencalonkan diri untuk kursi dewan lokal sebagai kandidat dari partai non-nasionalis yang lebih kecil.

Baca juga: Penjahat Perang Bosnia-Kroasia Tewas Minum Sianida

Di samping dua partai dominan, yang berharap untuk mempertahankan kekuasaan yang mereka miliki selama 12 tahun terakhir, beberapa partai multi-etnis yang lebih kecil bersaing pada Minggu untuk mendapatkan kursi di dewan kota.

Pemungutan suara ditutup pada pukul 7 malam waktu setempat dan hasil parsial pertama diharapkan dapat keluar dalam semalam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com