Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raja Swedia Akui Negaranya Salah Tidak Lakukan Lockdown

Kompas.com - 18/12/2020, 15:26 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Sumber Guardian

STOCKHOLM, KOMPAS.com - Raja Swedia mengatakan negaranya gagal dalam menangani Covid-19, dan salah tidak menerapkan lockdown.

Melansir Guardian pada Kamis (17/12/2020), rumah sakit di wilayah Stockholm kini sudah memperingatkan bahwa mereka kewalahan mengatasi lonjakan kasus virus corona.

Jajak pendapat menunjukkan kepercayaan publik pada pihak berwenang anjlok karena ini.

“Orang-orang Swedia sangat menderita dalam kondisi yang sulit,” kata Raja Carl XVI Gustaf kepada tv negara SVT dalam wawancara akhir tahun.

“Saya pikir kami gagal. Ada banyak orang yang meninggal, dan itu mengerikan."

Komentar tersebut awalnya dianggap sebagai kritik terhadap strategi anti-penguncian wilayah (lockdown) Swedia yang kontroversial.

Namun, pengadilan kerajaan kemudian meluruskan bahwa raja merujuk kepada Swedia secara keseluruhan dan semua warganya. Dia berempati untuk semua yang terpengaruh.

Baca juga: Ini Alasan Pemerintah Swedia Tidak Terapkan Lockdown

Intervensi kerajaan yang langka ini terjadi setelah dua wilayah utama Swedia, Stockholm dan Skåne, terpaksa menunda operasi non-darurat. Sektor kesehatan negara itu kini tengah berusaha keras menangani gelombang kedua infeksi virus corona.

“Kami akan mengelola perawatan darurat, kami akan mengelola perawatan Covid-19,” direktur kesehatan regional Skane, Alf Jonsson, mengatakan pada Rabu (16/12/2020).

“Tapi ini akan terjadi dengan mengorbankan perawatan kesehatan lainnya. Lebih dari 25 persen tes Covid-19 menunjukan hasil positif,” katanya.

Direktur perawatan kesehatan regional Stockholm mengatakan, semua perawatan tidak mendesak akan ditunda hingga setidaknya 31 Januari.

“Tugas saya sekarang adalah melakukan semua yang saya bisa untuk meringankan dan membantu staf perawatan,” kata Bjorn Eriksson.

Baca juga: Covid-19 di Swedia, Angka Kematian April Tertinggi dalam Sebulan Sejak 1993

"Mereka harus terus bekerja selama berminggu-minggu, berbulan-bulan."

Ipsos mengumumkan jajak pendapat untuk harian Dagens Nyheter pada Kamis (17/12/2020). Hasilnya menunjukkan dukungan publik untuk Anders Tegnell, kepala ahli epidemiologi negara itu, turun 13 poin menjadi 59 persen.

Kepercayaan pada badan kesehatan masyarakat turun dari 68 persen menjadi 52 persen. Keyakinan pada pihak berwenang secara umum merosot ke rekor terendah 34 persen.

Halaman:
Baca tentang
Sumber Guardian
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Global
7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

Global
Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Global
China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Global
AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

Global
Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Global
Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Global
Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Global
Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Global
Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Global
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

Global
Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com