Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih dari 900 Tentara Bayaran Suriah Pro-Turki Dipulangkan Usai Perang Azerbaijan-Armenia

Kompas.com - 03/12/2020, 08:57 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

BEIRUT, KOMPAS.com - Lebih dari 900 milisi Suriah pro-Turki kembali ke Suriah setelah berakhirnya pertempuran Armenia-Azerbaijan di daerah sengketa Nagorno-Karabakh.

Hal itu disampaikan oleh pengawas perang Suriah yang berbasis di Inggris pada Rabu (2/12/2020).

Baca juga: Dituduh Pakai Senjata Kimia, Rusia dan Suriah Terus Ditekan OPCW

Gencatan senjata yang terjadi pada 9 November mengakhiri lebih dari sebulan pertempuran antara Azerbaijan dan Armenia, atas daerah kantong etnis Armenia yang memisahkan diri dari kendali Baku dalam perang pada 1990-an.

Turki telah dituduh mengirim ratusan tentara bayaran dari Suriah untuk berperang bersama pasukan Azeri dalam konflik tersebut, meskipun Ankara membantahnya.

Baca juga: Selang Sepekan, Jet Tempur Israel Gempur Suriah Lagi

Lebih dari 2.580 milisi Suriah telah dikirim ke Baku secara total, 293 di antaranya telah tewas, menurut kelompok pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

"Lebih dari 900 milisi dari faksi pro-Ankara telah kembali ke Suriah dalam beberapa gelombang," kata kepala Observatorium Rami Abdel Rahman, seperti yang dilansir AFP pada Rabu (2/12/2020).

Baca juga: Terungkap, Ini Alasan Jet Tempur Israel Gempur Suriah dan Tewaskan 10 Orang

Gelombang telah berlangsung pada 27 November lalu. Milis lainnya diharapkan pulang dalam beberapa hari mendatang.

Milisi yang kembali, pergi ke bagian utara Suriah yang dilanda perang di bawah kendali pemberontak pro-Turki, seperti kota Afrin, Jarabulus dan Al-Bab, kata Abdel Rahman.

Baca juga: Israel Gempur Target di Suriah, 3 Tentara Tewas

Perancis pada pertengahan November meminta Rusia, yang menjadi perantara kesepakatan gencatan senjata antara Armenia dan Azerbaijan, untuk menjernihkan "ambiguitas" terkait kembalinya milisi asing.

Sumber diplomatik Perancis, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, pada saat itu menyebut kepergian milisi asing yang dikerahkan dalam konflik itu sebagai "elemen fundamental untuk stabilitas di kawasan".

Baca juga: Menteri Luar Negeri Suriah Terlama, Walid Al Muallem Tutup Usia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com