PUTRAJAYA, KOMPAS.com - Seorang politisi Malaysia menyatakan, Mahathir Mohamad merupakan biang keladi yang sudah menyebabkan negara itu berada dalam krisis.
Menteri Senior Bidang Perdagangan Internasional dan Industri Azmin Ali menyatakannya dalam wawancara eksklusif dengan The Star.
Azmin juga menuturkan, pemilu dini "Negeri Jiran" bakal digelar pada Oktober lalu jika saja gelombang ketiga virus corona tak menghantam negara itu.
Baca juga: Mahathir: Anwar Ibrahim Bakal Jadi PM Malaysia jika Pakatan Harapan Mendukung Saya
Dia mengungkapkan detil "Langkah Sheraton" yang menjadi kejatuhan aliansi Pakatan Harapan, sekaligus menyebabkan krisis politik hingga sekarang.
Dilansir The Straits Times Minggu (29/11/2020), Azmin menyatakan koalisi Perikatan Nasional yang berkuasa saat ini adalah ide Mahathir.
"Perikatan bukanlah pemerintahan untuk mengisi kekosongan PM. Jika saja beliau (Mahathir) tak mundur, maka kami sudah mendukungnya," kata dia.
Azmin kemudian menjabarkan, pada 23 Februari, terdapat sebuah deklarasi dukungan bagi Mahathir Mohamad yang ditandatangani 131 anggota parlemen.
Saat itu, mereka berusaha agar politisi berjuluk Dr M tersebut bakal terus menjadi PM Malaysia penuh, atau hingga 2023 mendatang.
Dia menuturkan, pertemuan pada 23 Februari itu dihadiri enam pemimpin partai, termasuk dari oposisi seperti Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO).
Baca juga: Kawan-kawannya Meninggal Dunia, Curhat Mahathir: Saya Sendiri Sekarang
Karena itu, dia memertanyakan mengapa Dr M mau membuat Kongres Melayu dengan UMNO pada 6 Oktober tahun lalu, jika selama ini dia berkoar tak mau bekerja sama dengan mereka.
Bencana mulai datang ketika keesokan harinya (24/2/2020), Mahathir mengumumkan mundur sebagai PM Malaysia, merespons "Langkah Sheraton" itu.
"Kami langsung terlempar ke dalam krisis politik ketika perdana menteri yang berkuasa, Dr Mahathir, mengumumkan untuk mundur," jelasnya.
Menyikapinya, Azmin Ali memutuskan meninggalkan Partai Keadilan Rakyat (PKR) bersama dengan pendukungnya. Sementara Muhyiddin Yassin mengeluarkan Partai Bersatu dari Pakatan.
Dia menuturkan setelah di hari yang sama, para pemimpin partai kembali menemui Mahathir untuk meminta keterangan manuver dadakannya tersebut.
Baca juga: Anwar Ibrahim kepada Mahathir: Saya Akan Ikuti Cara Saya Sendiri
"Kami mendiskusikan apa yang terjadi sebelum bersiap kembali ke istana. Saat itu, beliau dilantik sebagai PM interim," paparnya.