Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Bahaya Internasional, Inggris Anggarkan Dana Militer Terbesar Sejak Perang Dingin

Kompas.com - 19/11/2020, 18:27 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

LONDON, KOMPAS.com - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Kamis (19/11/2020) mengungkapkan program investasi terbesar negaranya di angkatan bersenjata sejak akhir Perang Dingin.

Dalam pidatonya kepada anggota parlemen di parlemen, Johnson menyebutkan tambahan dana 16,5 miliar pound sterling (Rp 309,3 triliun) untuk pendanaan selama 4 tahun ke depan.

Melansir AFP pada Kamis (19/11/2020), anggaran itu adalah komitmen Konservatif yang berkuasa dalam manifesto pemilihan mereka tahun lalu untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan sebesar 0,5 persen di atas inflasi hingga 2025.

Kantor pemerintahan PM Johnson, Downing Street, mengatakan peningkatan anggaran tunai akan "memperkuat posisi Inggris sebagai negara dengan pertahanan terbesar di Eropa dan terbesar kedua di NATO".

Baca juga: Jadi Pahlawan, Diplomat Inggris di China Ini Selamatkan Wanita yang Hampir Tenggelam

Meskipun, tahun ini ekonomi Inggris mengalami penurunan bersejarah karena krisis virus corona, yang telah membuat pemerintah menghabiskan sejumlah uang yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk dukungan kemanusiaan dan bisnis.

"Saya telah mengambil keputusan ini di tengah pandemi Covid-19 karena pertahanan dunia harus diutamakan," kata Johnson dalam sambutan yang dirilis menjelang pidatonya.

"Situasi internasional lebih berbahaya dan lebih kompetitif saat ini, daripada sebelumnya, sejak Perang Dingin dan Inggris harus setia pada sejarah kami, berdiri di samping sekutu kami," terangnya lebih lanjut.

Dia menambahkan pendanaan baru pertahanan negara itu adalah "kesempatan kami untuk mengakhiri era mundur" dan itu akan digunakan untuk "meningkatkan kemampuan kami secara menyeluruh".

Baca juga: PM Inggris Boris Johnson Dikarantina Lagi, Seperti Apa Kondisinya?

Ancaman

Kenaikan belanja militer Inggris, yang berjumlah total 24,1 miliar pound sterling (Rp 452,4 triliun) selama 4 tahun, menjadi momen penting bagi negara itu.

Setelah secara resmi meninggalkan Uni Eropa pada Januari, Inggris akan mengakhiri periode transisi Brexit selama 11 bulan pada akhir tahun dan memulai era baru dalam perdagangan dan hubungan internasional.

Di tempat berbeda, pada saat ini presiden terpilih AS, Joe Biden, akan mengambil alih kekuasaan pada akhir Januari.

Sekutu trans-Atlantik berharap presiden baru AS menandai periode yang lebih stabil bagi NATO, setelah kekacauan selama Trump menjabat.

Baca juga: Kontak dengan Orang Positif Covid-19, PM Inggris Boris Johnson Dikarantina Lagi

Penjabat Menteri Pertahanan Amerika Serikat yang baru diangkat, Christopher Miller, memuji langkah Inggris pada Rabu malam (18/11/2020).

"Inggris adalah sekutu kami yang paling kuat dan cakap. Peningkatan anggaran (militer) ini menunjukkan komitmen mereka terhadap NATO dan keamanan bersama kami," kata Miller dalam sebuah pernyataan.

"Dengan peningkatan ini, militer Inggris akan terus menjadi salah satu kekuatan tempur terbaik di dunia," tambahnya.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com