PARIS, KOMPAS.com - Pemimpin oposisi di Perancis, Jean-Luc Melenchon, mengatakan bahwa di Perancis muncul kebencian terhadap Muslim yang mengatasnamakan sekularisme.
Pemimpin sebuah gerakan bernama France Unbowed tersebut mengatakan bahwa kebencian yang dialamatkan atas nama sekularisme justru melenceng dari sekularisme itu sendiri.
“Ada kebencian terhadap Muslim dengan kedok sekularisme di negara ini (Perancis). Sekularisme tidak berarti membenci sebuah agama," kata Jean-Luc Melenchon kepada saluran BFM-TV, Kamis (12/11/2020).
Baca juga: ISIS Klaim Serangan Bom Jeddah, Mengaku untuk Protes ke Perancis
Melenchon mengatakan, Muslim harus dihormati dan kecurigaan yang terus menerus dialamatkan terhadap mereka juga harus diakhiri.
Dia mengatakan akan terus mengulangi dan mempertahankan pernyataannya meskipun beberapa orang tidak menyukainya.
Melenchon juga menekankan bahwa dia menentang kebencian terhadap Muslim sebagaimana dilansir dari Yeni Safak, Jumat (13/11/2020).
Baca juga: ISIS Klaim Serangan Bom Jeddah, Mengaku untuk Protes ke Perancis
Dia juga menambahkan bahwa metode memerangi terorisme harus diubah.
Pernyataannya tersebut keluar setelah adanya pernyataan dari Presiden Perancis Emmanuel Macron dan politisi Perancis lainnya yang dianggap menghina umat Islam.
Bulan lalu, Macron menggambarkan Islam sebagai "agama yang sedang krisis".
Baca juga: Ibu dari Remaja Perancis-Irlandia yang Hilang, Kritik Polisi Malaysia Saat Pemeriksaan
Dia juga mengumumkan rencananya untuk mengeluarkan produk hukum yang lebih ketat untuk menangani "separatisme Islam" di Perancis.
Ketegangan di Perancis terjadi setelah seorang guru di Paris bernama Samuel Paty dibunuh dan dipenggal pada 16 Oktober.
Dia dibunuh karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada para siswanya di kelas.
Baca juga: Penembak Pendeta di Lyon Perancis Ungkap Motif Perbuatannya karena Cemburu
Kartun Nabi Muhammad diterbitkan oleh majalah satire yang diterbitkan tiap pekan asal Perancis, Charlie Hebdo.
Macron turut membela penerbitan kartun Nabi Muhammad dan tidak melarangnya sehingga memicu kemarahan di dunia Muslim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.