Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aplikasi Pelacakan Covid-19 Pemerintah Australia Disebut Tak Efektif

Kompas.com - 06/11/2020, 20:49 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Sumber Xinhua

CANBERRA, KOMPAS.com -  Aplikasi pelacakan kontak virus corona yang diluncurkan pemerintah Australia untuk ponsel pintar dianggap tidak efektif oleh sejumlah otoritas di negara itu.

Grant Stevens, Komisaris Polisi Australia Selatan sekaligus ketua penanganan virus corona di negara bagian tersebut, pada Rabu (4/11/2020) mengatakan bahwa aplikasi COVIDSafe tidak memiliki "keuntungan material" bagi otoritas kesehatan.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison meluncurkan aplikasi itu pada April dan menyebutnya sebagai tiket menuju Australia yang aman dari Covid-19 sebagaimana dilansir dari Xinhua.

Baca juga: Konser Esklusif bagi Masyarakat Indonesia dalam Perayaan NAIDOC-Australia

Namun, skema tersebut terus menuai kritik sejak diluncurkan, dengan otoritas kesehatan mempertanyakan keefektifannya meskipun 7 juta warga Australia telah mengunduh aplikasi itu.

Stevens mengatakan tidak ada satu kasus pun di Australia Selatan yang teridentifikasi lewat COVIDSafe.

Diketahui, aplikasi itu menggunakan Bluetooth untuk melacak kontak dekat pengguna jika mereka tertular Covid-19.

Baca juga: Australia Bakal Kembangkan Baterai Raksasa, Besarnya Seukuran Stadion Sepak Bola

"Kami belum sempat menggunakannya. Saya belum pernah mendengar kasus spesifik di mana COVIDSafe menghasilkan keuntungan material bagi orang-orang yang mencoba melacak kontak. Kami mengandalkan metodologi tradisional," ujar sang komisaris.

Komentar tersebut muncul di saat Australia Selatan bersiap bergabung dengan sejumlah negara bagian lain dalam menggunakan kode respons cepat (QR) guna melacak pengunjung bar dan restoran.

Stevens menepis kekhawatiran terkait keamanan kode QR. Dia mengatakan bahwa data akan dirahasiakan dan hanya diakses untuk menemukan kontak dekat kasus virus corona.

Baca juga: Sengketa Dagang Makin Panas, Lobster Australia Pun Ditahan Masuk oleh China

"Saya pikir masyarakat berhak mengharapkan jaminan bahwa informasi yang mereka berikan akan dilindungi dan digunakan untuk tujuan tertentu," kata Stevens.

"Saya yakin mekanisme yang diterapkan akan memberikan jaminan itu. Ini bukan cara yang curang untuk mengumpulkan data penduduk," sambung Stevens.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Xinhua
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

Global
Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Global
China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Global
AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

Global
Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Global
Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Global
Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Global
Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Global
Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Global
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

Global
Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Global
Unilever Tarik Kembali Produk Magnum Almond Terkait Kontaminasi Plastik dan Logam di Inggris dan Irlandia

Unilever Tarik Kembali Produk Magnum Almond Terkait Kontaminasi Plastik dan Logam di Inggris dan Irlandia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com