Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilpres AS: Benarkah Trump Dicurangi? Berikut Fakta-faktanya...

Kompas.com - 06/11/2020, 15:40 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Donald Trump merasa dia dicurangi pada pemilihan presiden Amerika Serikat (pilpres AS), tetapi klaimnya itu tidak disertai bukti.

Klaim tersebut ia sampaikan pada konferensi pers di Gedung Putih, yang menjadi penampilan pertamanya di depan publik dalam 36 jam terakhir.

Dalam pidatonya selama 17 menit itu, Trump melontarkan sejumlah klaim tak berdasar tentang pemilu AS dan menyudahi konferensi pers tanpa mengadakan sesi tanya jawab.

Baca juga: Update Pilpres AS: Ini Perhitungan di 5 Negara Bagian yang Tersisa

Lantas, sebenarnya bagaimana fakta yang terjadi di lapangan? Berikut penjelasannya dari AFP pada Jumat (11/6/2020).

1. Suara ilegal

"Kalau Anda menghitung suara sah, saya akan menang mudah. Kalau Anda menghitung suara ilegal, mereka akan mencuri pemilu ini dari kami," kata Trump.

Saat ini penghitungan suara masih berlangsung. Trump tampaknya curiga dengan surat suara yang dibuka pada hari pemilihan dan yang dihitung setelahnya.

Di beberapa negara bagian krusial, termasuk Pennsylvania - wajib dimenangi Trump untuk terpilih lagi - surat suara langsung dihitung setelah pemungutan suara ditutup pada 3 November, dan justru memberinya keunggulan besar atas Biden.

Namun, saat suara yang dikirim lewat surat dihitung, keunggulan Trump menipis. Kedua jenis penghitungan suara itu legal di pilpres Amerika.

Baca juga: Hasil Pilpres AS 2020: Biden Tinggal Tunggu Nevada dan Bersabar, Trump Masih Harus Banyak Cemas

2. Penghitungan suara dari surat

"Saya sudah membicarakan tentang pemungutan suara lewat surat sejak lama. Itu benar-benar menghancurkan sistem kita."

"Ini adalah sistem yang korup dan membuat orang jadi korup, bahkan jika mereka tidak melakukannya, secara alami. Namun, mereka menjadi korup. itu terlalu mudah," kata Trump.

Akan tetapi, klaim Trump dibantah para pejabat AS dan pengamat internasional, yang mengatakan tidak ada penipuan.

Pemungutan suara melalui surat telah digunakan di AS jauh sebelum pandemi virus corona, dan ini adalah sistem yang sudah dicoba dan tahun ini diperluas.

Baca juga: Joe Biden Unggul Sementara Dalam Pilpres AS, Waktu yang Tepat untuk Beli Emas?

"Tidak ada dasar untuk teori konspirasi bahwa pemungutan suara melalui surat menimbulkan penipuan," kata Ellen Weintraub dari Komisi Pemilihan Federal AS (FEC), dalam satu dari 66 twitnya pada Mei, saat Trump gencar menyalahkan metode pemilu Amerika 2020 itu.

"Kami menanggapi semua ancaman terkait pemilu dengan serius," kata Direktur FBI Christopher Wray saat bersaksi pada 24 September di sidang keamanan nasional Senat.

"Kami belum melihat, sepanjang sejarah, upaya penipuan pemilih nasional yang terkoordinasi dalam jumlah besar, baik melalui surat maupun lainnya."

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Global
Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Global
Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Global
Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com