Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Pilpres AS dengan Rekor Pemilih Tertinggi dalam Sejarah

Kompas.com - 04/11/2020, 20:02 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Jumlah pemilih untuk pemilihan presiden AS 2020 sangat besar menurut standar terkini. Namun, jumlah tersebut masih jauh dari angka rekor yang ditorehkan AS pada tahun 1876.

Associated Press, Rabu (4/11/2020), melaporkan pada tahun itu, tercatat 81,8 persen dari pemilih Amerika yang memenuhi syarat pergi ke tempat pemungutan suara.

Baca juga: Penghitungan Suara Pilpres AS Belum Rampung, PM Slovenia Beri Ucapan Selamat ke Trump

Pemenang pemilu saat itu adalah Rutherford B Hayes dari Partai Republik, meskipun dia menerima suara lebih sedikit daripada lawannya, Samuel Tilden dari Partai Demokrat.

Karena 20 suara elektoral dipersengketakan, tidak ada yang memenangkan mayoritas dari Electoral College, pemilihan jatuh ke tangan Dewan Perwakilan Rakyat. Diputuskan membentuk komisi yang memberikan jabatan presiden kepada Hayes.

Tidak ada data yang dapat dipercaya tersedia sampai 1828. Namun, selama dua pertiga terakhir abad ke-19, jumlah pemilih yang lebih dari 70 persen dari mereka yang memenuhi syarat adalah hal biasa. Hal tersebut sering kali mencerminkan perselisihan yang tajam.

Jumlah pemilih tertinggi kedua, yaitu 81,2 persen, terjadi pada tahun 1860. Saat itu Abraham Lincoln mengalahkan Stephen Douglas. Bahkan sebelum Lincoln menjabat, tujuh negara bagian Selatan memisahkan diri.

Pada 1920 dan 1924, jumlah pemilih turun menjadi 49,2 persen dan 48,9 persen, karena perempuan mendapatkan hak pilih dan jumlah pemilih yang memenuhi syarat berlipat ganda.

Beberapa tahun setelah itu, hanya antara 50 persen dan 60 persen yang memilih. Pemilu lain yang mencatatkan angka pemilih lebih dari 60 persen terjadi pada 1968, ketika Richard M. Nixon mengalahkan Hubert Humphrey.

Jumlah pemilih terburuk dalam beberapa dekade terakhir terjadi pada tahun 1996, Bill Clinton dari Partai Demokrat memenangkan masa jabatan kedua dengan mengalahkan Bob Dole dari Partai Republik. Jumlah pemilih saat itu hanya 49 persen.

Sedangkan pada pemilu 2016, ketika Donald Trump memenangkan kursi kepresidenan meski kalah suara dari Hillary Clinton, tercatat jumlah pemilih hanya mencapai 59,2 persen.

Baca juga: Apa yang Terjadi jika Trump Menolak Kekalahan di Pilpres AS?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Global
Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Global
AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

Global
Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Global
Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Global
Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Global
Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Global
Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Global
Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Internasional
Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com