NICE, KOMPAS.com - Pelaku penyerangan gereja di Nice, Perancis, sempat mengirim foto selfie ke keluarganya sebelum menyerang dan membunuh tiga orang menggunakan pisau.
Brahim Aouissaoui sampai di Eropa sekitar satu bulan sebelum dia memasuki Basilika Notre-Dame, dan membunuh memakai pisau sepanjang 30 sentimeter.
Keluarga Aouissaoui, yang tinggal di kota Tunisia bernama Bouhajla mengungkapkan, si pelaku teror menghubungi mereka setibanya di Perancis.
Baca juga: Ibu 3 Anak Ini Tewas Bak Ksatria Saat Melawan Pelaku Serangan Gereja Perancis
Berdasarkan keterangan keluarganya, Aouissaoui bahkan sempat mengirim foto Basilika Notre-Dame sebelum masuk dan membunuh tiga orang di dalamnya.
Kepada Al Arabiya, saudara Aouissaoui, Yassin, menuturkan Aouissaoui sempat memberitahunya dia ingin menginap di depan basilika.
"Dia mengirim selfie di depan tempat itu. Apa yang kami lihat di foto itu benar dia, anak kami," jelas Yassin dikutip The Sun Sabtu (31/10/2020).
Aouissaoui, pemuda berusia 21 tahun, kemudian ditembak hingga 14 kali oleh polisi yang merespons laporan penyerangan tersebut.
Meski ditembak sebanyak itu, Brahim Aouissaoui dilaporkan selamat, di mana dia kini berada dalam penjagaan ketat penegak hukum di rumah sakit.
Pada Kamis yang merupakan hari serangan (29/10/2020), CCTV memperlihatkan dia sampai di basilika sekitar pukul 08.30 dan duduk selama 30 menit.
Baca juga: Sebelum Beraksi, Pelaku Teror Gereja Perancis Sempat Telepon Keluarga
Aouissaoui dilaporkan sempat menyeringai setelah di tiba di Italia dan "dibebaskan dari tahanan untuk kemudian menyerang dan melakukan pembunuhan".
Kepada Le Parisien, sumber keamanan mengungkapkan Aouissaoui ikut "jalur migrasi klasik" dari Afrika Utara ke Eropa. Dia mendarat di Pulau Lampedusa pada 20 September.
"Pemuda ini dicurigai mengidap virus corona, jadi dia ditempatkan di sebuah fasilitas penjagaan yang kokoh," ujar si sumber.
Sumber itu melanjutkan, seharusnya Aouissaoui dipenjara sebelum dideportasi pada 9 Oktober saat turun di pelabuhan Bari.
Sebabnya selain tidak punya dokumen, Aouissaoui diketahui memiliki masalah kesehatan. Namun, otoriitas terpaksa melepaskannya karena tak bisa mengenalinya.
Baca juga: Presiden Perancis Beri Klarifikasi soal Pernyataan Kartun Nabi Muhammad
Dia kemudian melanjutkan perjalanannya ke Nice menumpang kereta, perilaku yang sama sekali tidak disadari oleh penegak hukum Perancis.