KOMPAS.com – Twitter menghapus salah satu twit mantan perdana menteri Malaysia Mahathir Mohamad pada Kamis (29/10/2020) karena dianggap "mengglorifikasi kekerasan".
Twit tersebut diunggah Mahathir setelah tak lama setelah seorang pria yang bersenjatakan pisau membunuh tiga orang di sebuah gereja di kota Nice, Perancis.
Mahathir mengunggah serangkaian unggahan di akun Twitter-nya. Dalam salah satu unggahannya tersebut, Mahathir dianggap "mengglorifikasi kekerasan" oleh Twitter.
"Muslim berhak marah dan membunuh jutaan orang Prancis sebagai balasan atas pembantaian di masa lalu,” tulisnya di Twitter.
Baca juga: Sebut Macron Primitif, Mahathir Dukung Boikot Produk-produk Perancis
Unggahan itulah yang dihapus Twitter sebagaimana dilansir dari Al Arabiya, Jumat (30/10/2020).
Dia juga menyebut Presiden Perancis Emmanuel Macron "sangat primitif" karena menyalahkan Islam dan Muslim atas pemenggalan kepala guru Samuel Paty.
RESPECT OTHERS
1. A teacher in France had his throat slit by an 18-year-old Chechen boy. The killer was angered by the teacher showing a caricature of Prophet Muhammad. The teacher intended to demonstrate freedom of expression.
— Dr Mahathir Mohamad (@chedetofficial) October 29, 2020
Merujuk pada pembunuhan Paty, yang menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada muridnya, Mahathir mengatakan dia tidak menyetujui serangan itu.
Namun, dia menambahkan kebebasan berekspresi tidak berarti bisa "menghina orang lain".
Baca juga: Detik-detik Teror Brutal di Gereja Notre-Dame Perancis
Dia juga menulis, di Malaysia konflik rasial besar-besaran dapat dihindari karena warganya bisa menghargai sensitivitas orang lain.
"Kalau tidak begitu, maka negara ini tidak akan pernah damai dan stabil,” tulisnya.
Di sisi lain, politisi berjuluk Dr M tersebut juga menyuarakan dukungannya kepada umat Islam untuk memboikot produk-produk Perancis.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, komentar Macron dilontarkan pekan lalu saat menanggapi Paty di luar Paris awal bulan ini.
Baca juga: Muslim Perancis Prihatin dan Bersimpati atas Pembunuhan di Gereja Kota Nice
Macron menyebut guru itu pahlawan, dan dia berjanji untuk melawan "separatisme Islam".
Pemerintah Perancis mengatakan insiden pemenggalan Paty merupakan serangan terhadap kebebasan berbicara, dan menambahkan mereka akan membela hak untuk menayangkan kartun Nabi Muhammad.
Kementerian Luar Negeri Perancis pada Selasa (27/10/2020) mengeluarkan nasihat keselamatan untuk warga negara Perancis di Indonesia, Turki, Bangladesh, Irak, dan Mauritania.
Kementerian tersebut menasihati warganya di negara-negara tersebut untuk berhati-hati.
Para warga Perancis juga diminta untuk menjauh dari protes apa pun yang terkait dengan kartun Nabi Muhammad dan menghindari pertemuan publik.
Baca juga: Emmanuel Macron: Perancis Sedang Diserang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.