Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gudang Makanan Pemerintah Dijarah dalam Protes Besar-besaran di Nigeria

Kompas.com - 25/10/2020, 08:31 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber BBC

ABUJA, KOMPAS.com - Inspektur Jenderal Kepolisian Nigeria, Mohammed Adamu, telah memerintahkan pergerakan cepat kepada seluruh petugas polisi untuk menghentikan kekerasan dan penjarahan di jalanan.

Protes massa telah dimulai sejak Rabu (7/10/2020) lalu dengan rakyat yang didominasi kaum muda menginginkan Unit Satgas Anti-Pencurian Khusus (Sars) untuk dibubarkan.

Sayangnya, demonstrasi itu 'dibajak' oleh sekelompok 'kriminal' dan mengambil alih tempat-tempat publik.

Melansir BBC, Adamu mengatakan pembajakan yang dilakukan para kriminal itu tidak dapat diterima. Petugas polisi dikatakannya diperintah untuk mengakhiri "kekerasan, pembunuhan, penjarahan dan kerusakan properti."

Baca juga: Dituduh Brutal, Unit Khusus Polisi Nigeria Akan Dibubarkan

Protes pembubaran Sars mengubah Nigeria

Presiden Muhammadu Buhari telah membubarkan Unit Sars yang dituduh melakukan kekerasan, pemerasan, penyiksaan dan pembunuhan ekstra-yudisial beberapa hari setelah protes berlangsung.

Namun, protes massa masih berlanjut dengan desakan permintaan reformasi lebih luas di tingkat pemerintahan Nigeria.

Protes itu mengalami eskalasi setelah beberapa demonstran tertembak di kota terbesar negara itu, Lagos, pada Selasa (20/10/2020) pekan lalu.

Kelompok HAM Amnesty International dikutip BBC mengatakan bahwa pasukan keamanan setidaknya menewaskan 12 korban jiwa dengan Tentara Nigeria yang membantah terlibat.

Beberapa hari terakhir, tampak penjarahan terjadi di Nigeria, menjarah toko-toko, pusat perbelanjaan, gudang penyimpanan dan properti yang dirusak.

Banyak tempat bisnis milik politisi dijadikan target penjarahan, beberapa gedung dibakar dan penjara-penjara diserang.

Baca juga: Tenaga Kesehatan di Nigeria Mogok Kerja, Tuntut APD dan Tunjangan Tangani Covid-19

BBC juga mengabarkan bahwa di tempat lain di Nigeria, dikabarkan ratusan orang menjarah gudang-gudang milik pemerintah di Bukuru, dekat pusat kota Jos.

Gudang-gudang itu dilaporkan sebagai tempat penyimpanan stok makanan yang seharusnya didistribusikan selama lockdown yang diterapkan untuk mengendalikan penularan virus Covid-19.

Menurut Presiden Buhari, setidaknya 69 orang tewas dalam kekerasan yang terjadi di jalanan sejak protes berlangsung di seluruh Nigeria. Kebanyakan korban adalah warga sipil namun juga ada korban dari pihak kepolisian dan tentara.

Adamu, Inspektur Jenderal Kepolisian Nigeria, telah mengatakan melalui Twitter kepada massa  "cukup sudah" dan memerintahkan petugas untuk "menggunakan semua cara yang sah untuk menghentikan kemunduran lebih jauh ke dalam pelanggaran hukum".

Adamu juga "memperingatkan para pembuat onar untuk tidak menguji kemauan masyarakat  dengan menunjukkan kerusakan hukum dan ketertiban lebih lanjut".

Sebuah kelompok yang mengorganisir demonstrasi di Lagos pada Jumat telah mendesak warga untuk tetap tinggal di rumah.

Koalisi Feminis juga menyarankan orang untuk mengikuti jam malam yang berlaku di negara bagian mereka.

Baca juga: Seorang Pria Mencoba Potong Payudara Wanita untuk Ritual di Nigeria

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com