Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perjalanan Perempuan Yakuza Bertato menjadi Penulis dan Ibu Tunggal

Kompas.com - 22/10/2020, 14:14 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com - Penulis Shoko Tendo, seorang perempuan yakuza yang tidak terlihat seperti seorang wanita yang menghabiskan sebagian besar hidupnya bercampur dengan narkoba dan gangster.

Dengan rambut cokelat lurus dan fitur wajah tajam yang dibentuk oleh operasi plastik rekonstruktif.

Putri mafia berusia 42 tahun ini tidak mengungkapkan visual tentang masa lalunya, selain dari sesekali salah satu tato rumitnya mengintip dari balik lengan bajunya.

Dia tidak malu mengungkapkan karya seni mencolok yang menutupi tubuhnya yang kecil.

Gambar seorang pelacur dengan belati di giginya memenuhi punggungnya, sedangkan ular yang merayap digambarkan sepanjang lengan dan kakinya. Karakter kanji dan ikan mas mengisi ruang di antara dan di sekitarnya.

“Di depan umum, orang tidak menghargai tato,” jelas Tendo yang bersuara lembut, duduk di kedai kopi di Daerah Ikebukuro Tokyo saat hari hujan pada Februari, sebagaimana yang dilansir dari Tokyo Reporter pada Juni 2010.

“Mereka tidak setuju (dengan tato). Tetapi, ketika saya tumbuh dewasa saya sudah melihat ayah saya dan orang-orang di sekitarnya dengan tato. Hal itu (budaya tato) sudah dekat, dan saya pikir, itulah saya," ujarnya. 

Baca juga: 2 Perempuan Ditikam di Bawah Menara Eiffel

Hidup putus asa

Penemuan diri adalah proses berkelanjutan untuk Tendo. Penduduk asli Osaka yang pada Desember menerbitkan buku "Full Moon Baby", yang membahas tentang menjadi seorang ibu tunggal di Jepang, adalah tantangan lain dalam hidup yang penuh dengan keputusasaan.

“Ada perbedaan antara menjadi seorang ibu tunggal dan tidak menikah, serta menjadi seorang ibu tunggal dan bercerai,” katanya tentang bukunya, lanjutan dari “Yakuza Moon,” debutnya yang sangat populer.

Dalam bukunya itu dia menyoroti pandangan bahwa jika perempuan belum menikah, bayinya dianggap tidak sah. "Ini memberikan gambaran negatif tentang masa lalu yang tersembunyi," ujarnya.

Menurutnya, di luar negeri Jepang, ini bukan situasi yang tidak biasa. "Saya menulis buku ini untuk mengubah citra gelap yang dipegang oleh masyarakat di Jepang," ucapnya.

Buku setebal 166 halaman itu menceritakan dengan sungguh-sungguh bagaimana dia menahan diri untuk tidak berhubungan seks selama lebih dari satu dekade hingga "kesempatan terakhir" untuk memiliki bayi, pada usia 37 tahun.

Baca juga: Perempuan di AS yang Hidup Lagi Usai Disemayamkan Kini Benar-benar Meninggal

Ayah dari putri Tendo, bernama Komachi, adalah seorang fotografer, yang mana hubungan mereka tidak cukup baik dan dia sekarang merasa terasing.

Stigma masyarakat terhadap situasinya membayanginya ke tempat-tempat umum, seperti rumah sakit dan bangsal kantor setempat.

"Full Moon Baby" adalah buku bacaan ringan dibandingkan dengan "Yakuza Moon," yang telah terjual lebih dari 100.000 eksemplar sejak dirilis pada 2004. Versi bahasa Inggris, salah satu dari lebih dari puluhan bahasa, di mana ia muncul, menyusul 3 tahun kemudian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com