TEHERAN, KOMPAS.com - Iran menyatakan, mereka bakal menjual lebih banyak senjata daripada membeli setelah mengumumkan embargo dari PBB telah berakhir.
Teheran menerangkan, larangan yang sudah diberlakukan selama 10 tahun terakhir sudah "otomatis" tercabut pada Minggu (18/10/2020).
Mereka mengacu kepada perjanjian nuklir 2015 dengan AS, yang kemudian ditarik sepihak pada masa pemerintahan Presiden Donald Trump.
Baca juga: Embargo PBB Berakhir, Menlu AS: Siapa Pun Jual Senjata ke Iran Akan Disanksi
"Sebelum menjadi pembeli, Iran sudah punya kemampuan memasok ke negara lain," terang juru bicara kementerian luar negeri, Saeed Khatibzadeh, dikutip AFP Senin (19/10/2020).
Khatibzadeh menuturkan mereka tidak seperti AS, yang menjual senjata kepada Arab Saudi untuk dipakai memerangi pemberontak Houthi di Yaman.
Berakhirnya embargo senjata membuat Iran bisa membeli atau menjual peralatan militer seperti tank, kendaraan lapis baja, artileri, hingga helikopter.
Khatibzadeh mengatakan, mereka bakal "bertindak bijaksana" dengan menjual persenjataan ke negara lain "setelah memperhitungkan kalkulasinya".
Sementara Menteri Pertahanan Amir Hatami berkata bahwa rival Arab Saudi di Timur Tengah itu sangat yakin dengan kemampuan militer mereka.
Dia menjelaskan Perang Iran-Irak pada 1980-an mengajarkan mereka untuk "bergantung pada diri sendiri", dan mencukupkan kebutuhan alutsista secara lokal hingga 90 persen.
Hatami mengeklaim bahwa sejumlah negara sudah menyatakan ketertarikan, dan menegaskan bahwa fokus mereka saat ini adalah menjual, bukan membeli.
Larangan penjualan alutsista (alat utama sistem persenjataan) itu berakhir pada 18 Oktober, sesuai kesepakatan perjanjian nuklir 2015.
Hanya saja, AS sudah berargumen penjualan senjata ke Iran melanggar resolusi PBB, dan mengancam siapa pun yang berani menentang mereka dengan sanksi.
Pada 2018, Presiden Trump secara sepihak mengeluarkan AS dari kesepakatan era Barack Obama, dan mulai menjatuhkan serangkaian sanksi ekonomi.
Baca juga: Oposisi Pengasingan Iran Ungkap Teheran Miliki Fasilitas Nuklir Rahasia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.