Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Fransiskus Bertemu dengan Kardinal George Pell yang Bebas dari Penjara

Kompas.com - 13/10/2020, 12:03 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

VATIKAN, KOMPAS.com - Paus Fransiskus bertemu dengan Kardinal Australia George Pell pada Senin (12/10/2020), untuk pertama kalinya sejak dia dipenjara dan kemudian dibebaskan, atas tuduhan pelecehan seksual terhadap anak.

Paus Fransiskus, seorang pembela keras praduga tak bersalah ini, mengadakan audiensi pribadi dengan Pell, saat kembali ke Roma bulan lalu setelah pembebasannya, kata Vatikan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut seperti yang dilansir dari AFP pada Senin (12/10/2020).

Meski pun, reuni antara kepala Gereja Katolik Roma dan orang yang pernah ia tunjuk sebagai tsar antikorupsi tepercaya terjadi seperti yang diharapkan, tidak jelas apakah Pell akan dipercayakan dengan peran baru di Vatikan.

Pejabat senior mengatakan dia tidak dipanggil kembali oleh Paus Fransiskus, tetapi kembali atas kemauannya sendiri.

Baca juga: Santo Pelindung Internet Carlo Acutis Diberi Gelar Beato oleh Paus Fransiskus

Pertemuan itu "berjalan sangat baik!" kata seorang informan dari Pell, menurut harian Vatikan, La Stampa.

Kardinal telah diberi cuti panjang pada 2017 untuk kembali ke Australia dan membersihkan namanya dari tuduhan bahwa ia mencabuli 2 anak paduan suara pada 1990-an.

Pell dihukum pada Desember 2018 karena melakukan terhadap para anggota paduan suara ketika dia menjadi uskup agung Melbourne.

Dia dengan keras membantah tuduhan tersebut dan Pengadilan Tinggi di Australia membatalkan hukumannya pada April tahun ini setelah mendengar pengajuan banding keduanya.

Mantan bendahara Vatikan itu telah menghabiskan lebih dari satu tahun di penjara. Pertemuan tatap muka terakhirnya dengan Paus terjadi pada 27 Juni 2017.

Baca juga: Paus Fransiskus Sesalkan Gencatan Senjata yang Rapuh Antara Armenia dan Azerbaijan

Tatap mata

Pell (79 tahun), kembali ke Roma pada 30 September.

Mantan menteri ekonomi itu mengatakan kepada teman-teman pendeta "dia tidak sabar untuk menatap mata paus," tulis Franca Giansoldati, harian Messaggero Italia untuk Vatikan.

"Kalimat yang tidak jelas itu menyembunyikan kepahitan seorang kardinal yang tidak dapat menghitung berapa banyak kata penghiburan, dukungan, persahabatan dari paus selama waktu yang mengerikan itu (dipenjara)," tambahnya.

Meski pun, ia seharusnya menjalani masa isolasi 14 hari, "pangeran gereja" Australia itu baru-baru ini difoto di sebuah teras kafe dekat Vatikan.

Baca juga: Paus Fransiskus Diminta Presiden Meksiko Minta Maaf dan Kembalikan Manuskrip Kuno Aztec

Kardinal tersebut masih menghadapi gugatan perdata yang dilayangkan oleh ayah dari salah satu anak paduan suara yang meninggal pada 2014.

Sebuah laporan yang dirilis pada Mei, setelah penyelidikan tingkat atas Australia, mengatakan Pell mengetahui pelecehan seksual terhadap anak-anak oleh pendeta Katolik di Australia sejak 1970-an dan gagal untuk meminta pemecatan para imam yang dituduh.

Kepulangan Pell di Vatikan terjadi hanya beberapa hari setelah saingannya Kardinal Italia yang berpengaruh, Angelo Becciu, digulingkan. Becciu dipaksa mengundurkan diri oleh paus menyusul tuduhan penggelapan uang dan nepotisme.

Baca juga: Misteri Wanita Ditransfer Rp 8 Miliar dari Vatikan, Diduga Simpanan Korupsi

Tidak segera jelas apakah waktu kembalinya Pell itu penting, tetapi pria Australia itu telah mengirim pesan kepada paus yang mengucapkan selamat karena telah mengusir Becciu.

The Corriere della Sera, harian terlaris Italia, mengatakan baru-baru ini penyelidikan di Vatikan telah menemukan dugaan transfer uang yang diduga menunjuk ke Becciu berada di balik rencana untuk mencemarkan nama Pell.

Dikatakan bahwa Becciu telah mentransfer 700.000 euro (Rp 12,177 miliar) ke Australia untuk membayar saksi terhadap Pell, tuduhan yang dengan keras dibantah Becciu. Seorang saksi anonim di Australia juga mengatakan kepada media lokal bahwa tuduhan itu salah.

Baca juga: Berang Dikritik AS, Vatikan Tegaskan Miliki Hak Takhta Suci untuk Bentuk Kesepakatan Keuskupan dengan China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Global
Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com