Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amuba Pemakan Otak Ditemukan di AS, Kabar Terakhir 2 Orang Meninggal

Kompas.com - 10/10/2020, 14:02 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Newsweek

TEXAS, KOMPAS.com - Amuba pemakan otak alias Naegleria fowleri mencatat kasus infeksinya di Amerika Serikat (AS) dengan 'tren ke bagian utara yang signifikan secara statistik'.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, tren itu meningkat sejak tahun 2010.

Pergeseran ke arah utara itu diperkirakan karena perubahan iklim, dengan suhu yang lebih hangat berpotensi memungkinkan penyebaran amuba ke daerah-daerah yang awalnya mungkin tidak cocok bagi organisme tersebut.

Amuba pemakan otak adalah organisme sel tunggal yang sering ditemukan di sistem air tawar yang hangat seperti danau, sungai serta air tanah.

Jika dia terhirup oleh hidung manusia, amuba yang masuk bisa membuat penyakit yang merusak sistem saraf pusat dan menyebabkan peradangan serta kerusakan otak.

Baca juga: Amuba Pemakan Otak Ditemukan di Texas, AS, Ini Penjelasan Ahli LIPI

Melansir Newsweek, hampir semua kasusnya fatal dan sejak bermulanya kasus infeksi akibat amuba ini, hanya 5 orang yang diketahui selamat dari seluruh kasus di Amerika Utara.

Dalam beberapa bulan terakhir, setidaknya ada 2 korban jiwa akibat serangan amuba pemakan otak.

Pertama, Tanner Lake Wall (13) dari Florida, AS yang meninggal beberapa hari setelah terinfeksi amuba ketika berenang di sebuah danau.

Yang kedua, Josiah Mclyntyre (6) yang meninggal sepekan setelah jatuh sakit di rumahnya di Texas, September lalu.

Komisi Texas tentang Kualitas Lingkungan (TCEQ) saat ini sedang melaksanakan program disinfektan skala besar setelah amuba pemakan otak ditemukan di sumber air kota Lake Jackson.

Baca juga: Kasus Amuba Langka yang Menyerang Otak Ditemukan di AS

Awalnya, pejabat negara mengeluarkan aturan larangan penggunaan air di 8 kota, tetapi peringatan itu kemudian dicabut untuk semua kota kecuali Lake Jackson. Proses dekontaminasi diperkirakan akan memakan waktu berbulan-bulan.

Jennifer Cope, petugas medis CDC bagian penularan penyakit melalui air, mengatakan bagaimana atau kapan amuba pemakan otak bisa masuk ke pasokan air kota masih belum bisa diketahui.

“amuba ditemukan secara alami di air dan tanah dan dapat masuk ke sistem kota ketika ada gangguan pada sistem distribusi, seperti apabila pipa putus,” katanya.

amuba pemakan otak tidak dapat menginfeksi seseorang melalui air minum. Sebaliknya, amuba memasuki otak saat air yang terkontaminasi naik ke saluran hidung.

Gejala awalnya berupa sakit kepala yang parah, adanya mual dan muntah. Ketika rasa sakit mulai bertambah parah, penderita mulai merasakan leher yang kaku, kejang, dan bahkan koma. Rata-rata penderita meninggal sekitar lima hari setelah terinfeksi.

Baca juga: Wanita Ini Meninggal karena Terinfeksi Amuba Saat Berenang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com