Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuwait Angkat Sumpah Jabatan Emir Baru, Syekh Nawaf Al Ahmad Al Sabah

Kompas.com - 30/09/2020, 17:05 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

KUWAIT CITY, KOMPAS.com - Kabinet pemerintahan Kuwait mengangkat sumpah jabatan emir baru pasca kematian Syekh Sabah Al Ahmad pada Selasa (29/9/2020) di Minnesota, Amerika Serikat (AS).

Pengganti Syekh Sabah Al Ahmad adalah saudara tirinya, Syekh Nawaf Al Ahmad Al Sabah.

Selain diangkat sumpah jabatannya, Syekh Nawaf juga diwartakan Aljazeera akan menerima jenazah Syekh Sabah yang diperkirakan akan tiba di ibu kota Kuwait Rabu malam ini.

Baca juga: Kabar Duka, Emir Kuwait Syekh Sabah Al Ahmad Wafat

Menurut pengadilan kerajaan, pemakaman akan "dibatasi untuk kerabat emir" - sebuah langkah yang kemungkinan dirancang untuk menghindari kerumunan besar di tengah pandemi virus corona.

Pemimpin baru Kuwait, Putra Mahkota Syekh Nawaf yang berusia 83 tahun, dilantik sekitar pukul 08:00 waktu setempat selama sesi Kabinet Nasional. Negara Teluk itu memulai masa berkabung nasional selama 40 hari.

Baca juga: UPDATE 30 September: Total 1.542 WNI Positif Covid-19, Bertambah di Bahama, Kuwait, dan Rusia

Syekh Sabah punya reputasi sebagai pemimpin luar biasa yang membantu mengarahkan negaranya melalui invasi Irak tahun 1990, jatuh di pasar minyak global dan pergolakan di parlemen dan di jalanan.

Para pemimpin dunia dan orang Kuwait sama-sama memuji warisan almarhum emir, arsitek kebijakan luar negeri modern negara dan mediator dalam beberapa krisis terburuk yang mencengkeram Teluk.

Baca juga: Belalang dan Ulat Bantu Ketahanan Pangan di Kuwait, Ini Faktanya

"Pria ini adalah katup pengaman dunia Arab, bukan hanya untuk Kuwait," kata Bandar Al Dahani, seorang warga Kuwait, kepada media Perancis AFP.

"Insya Allah, kebaikan itu ada pada Putra Mahkota Sheikh Nawaf dan dia akan mengikuti jalan sang Emir," imbuhnya.

Syekh Nawaf sendiri telah memegang jabatan tinggi selama beberapa dekade, mengambil alih Kuwait yang menghadapi dampak dari krisis virus corona, yang memicu penurunan tajam harga minyak dan konsekuensi ekonomi yang parah bagi negara-negara Teluk.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan almarhum Syekh Sabah adalah simbol kebijaksanaan dan kemurahan hati yang luar biasa, pembawa pesan perdamaian dan pembangun jembatan.

Dan Presiden AS Donald Trump bulan ini juga menganugerahi US Legion of Merit, Gelar Panglima Tertinggi, kepada Syekh Sabah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com