Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna Dibalik "Background" Pemimpin Dunia yang Pidato saat Sidang Umum PBB

Kompas.com - 27/09/2020, 23:41 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

NEW YORK CITY, KOMPAS.com - Dimulai dari Presiden China Xi Jinping, dia mendesak dunia untuk "menolak upaya pembangunan blok untuk mencegah orang lain keluar" dengan background atau layar belakang saat dia berpidato bergambar Tembok Besar China.

Kemudian, Presiden Filipina, Rodrigo Duterte menggunakan foto dan video untuk mengilustrasikan apa yang dia bicarakan.

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison yang membagikan pandangan kebijakan negaranya, punya background pemandangan indah Sydney Harbour.

Melansir Associated Press (AP), jika sebelum pandemi, Sidang Umum PBB tahunan selalu menjadi satu tempat dengan satu layar belakang yang sama, tahun ini setiap presiden berkesempatan "menunjukkan wajah tanah air mereka" masing-masing.

Para pemimpin dunia berbicara melalui video yang sudah direkam, dengan memberikan citra yang sesuai dengan persona mereka yang hendak mereka tampilkan pada dunia.

Baca juga: Indonesia dalam Sidang Umum PBB: Vanuatu Jangan Ikut Campur Urusan Papua

Menurut pengamatan Steven D Cohen, profesor komunikasi bisnis Universitas Johns Hopkins Amerika Serikat (AS), apa yang disampaikan dan ditunjukkan para pemimpin dunia melalui video virtual pidato mereka adalah sesuatu yang otentik dan harus dipercaya oleh penontonnya.

Background video para pemimpin dunia saat pidato virtual adalah sesuatu yang telah dipikirkan matang-matang dan tentunya dibuat secara kreatif.

“Mereka dapat menggunakan apa yang ada di background untuk melengkapi pesan-pesan tersebut, untuk menerobos layar komputer dan terhubung melalui cerita, melalui visi,” papar Cohen yang menjelaskan relasi antara background dan isi pidato.

Meski bisa memproyeksikan pandangan mereka, banyak pemimpin menyesalkan tidak bisa berpidato secara langsung (tatap muka) tahun ini.

“Untung saja kita bisa memanfaatkan teknologi modern secara optimal,” kata presiden baru Suriname, Chan Santokhi, salah satu pembicara yang videonya menyertakan instrumen pengantar.

Pemimpin lainnya menyempurnakan presentasi mereka dengan terjemahan pidato atau bahkan tulisan bergaya TV kabel seperti, “BAGAIMANA KITA BISA MEMBANGUN MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK UNTUK SEMUA” dan “KITA TIDAK BISA MEMBIARKAN YANG LAIN TERBELAKANG” seperti yang disampaikan perdana menteri eSwatini, Ambrose Mandvulo Dlamini.

Baca juga: Untuk Pertama Kalinya Presiden Duterte Kritik China di Sidang Umum PBB

 

Sementara Duterte, presiden Filipina menambahkan sebagian pidatonya dengan foto dan video yang relevan dari pusat uji virus Corona, pusat pemantau badai, dan lainnya, lebih lengkap dari sekadar gambar peta yang dipakai para pemimpin lainnya.

Tanpa background ruangan seperti aula, beberapa pembicara memilih pendekatan yang lebih mudah.

Sri Paus Fransiskus misalnya, tidak memakai mimbar saat berpidato dan memilih berdiri dekat kamera di sebuah ruangan yang dilapisi rak buku, seolah-olah sedang berbicara kepada seseorang.

Banyak pemimpin duduk di meja, terkadang memberi pemandangan sekilas foto-foto pribadi, tumpukan buku, dan barang sehari-hari lainnya yang mungkin dikurasi dengan cermat, termasuk secangkir kopi seperti yang ditampilkan Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Peneliti Eropa: Lirik Lagu Masa Kini Lebih Marah dan Terobsesi pada Diri Sendiri

Peneliti Eropa: Lirik Lagu Masa Kini Lebih Marah dan Terobsesi pada Diri Sendiri

Global
Dokter yang Kunjungi RS Gaza Tercengang, Kondisi Anak-anak Palestina Begitu Miris

Dokter yang Kunjungi RS Gaza Tercengang, Kondisi Anak-anak Palestina Begitu Miris

Global
Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Global
Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Global
Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Global
Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com