Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kremlin Sebut Penolakan Barat untuk Akui Lukashenko Bertentangan dengan Hukum Internasional

Kompas.com - 27/09/2020, 16:37 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Ruptly TV

MOSKWA, KOMPAS.com - Juru bicara Kremlin, Rusia, Dmitri Peskov pada Jumat (25/9/2020) mengkritisi bahwa penolakan Barat terhadap pengakuan akan presiden Belarus, Aleksander Lukashenko bertentangan dengan hukum internasional.

Peskov juga mengatakan keputusan pihak Barat untuk tidak mengakui Lukashenko tidak diterima oleh Rusia.

Berbicara di panggilan konferensi dengan para jurnalis, Peskov mengatakan bahwa Rusia "tidak menerima keputusan itu, yang diambil oleh beberapa negara-negara Eropa."

Baca juga: Dituduh Racuni Alexei Navalny, Kremlin: Omong Kosong

Keputusan itu dianggap bertentangan dengan Hukum Internasional, "Keputusan itu, tidak diragukan lagi, tidak mendorong adanya dialog.

Dan pada intinya, secara implisit mereka mengintervensi urusan dalam negeri suatu negara. Keputusan seperti itu tentu akan memperlambat dan mempersulit dialog antar negara-negara dengan Belarus."

Peskov juga menyatakan bahwa situasi tersebut "tidak dapat mempengaruhi masalah dan perspektif terkini dari perkembangan lebih lanjut antara Rusia-Belarus."

Baca juga: Ratusan Wanita Ditangkap dalam Demonstrasi Sparkly March di Belarus

"Baik Belarus dan Rusia adalah negara berdaulat yang membangun hubungan mereka tanpa melihat negara lain," ujar Peskov seraya menekankan ucapannya.

Peskov juga mengomentari situasi Covid-19 di Rusia, menyatakan bahwa meskipun terjadi peningkatan jumlah kasus infeksi selama seminggu terakhir, pihak berwenang saat ini tidak berencana untuk memberlakukan pembatasan lebih lanjut.

Baca juga: Presiden Belarus Hari Ini Temui Putin untuk Minta Dukungan Amankan Kekuasaan

Sebelumnya, seperti diberitakan Kompas.com, Senin (14/9/2020), Presiden Belarus Aleksander Lukashenko mencari dukungan dari Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam pertemuan penting setelah selama 5 pekan protes besar menuntut agar dia mundur.

Lukashenko saat ini tengah menghadapi krisis paling parah dalam 26 tahun masa kekuasaannya.

Dia melakukan perjalanan ke resor Laut Hitam di Sochi untuk mendapat dukungan dari Putin, seperti yang dilansir dari Reuters pada Senin (14/9/2020).

Pemilihan presiden (pilpres) di Belarus berlangsung ricuh, dan calon presiden (capres) penantang utama Presiden Belarus sampai melarikan diri ke Lithuania.

Baca juga: Presiden Lukashenko: Jika Belarus Tumbang, Rusia Selanjutnya

 

Svetlana Tikhanovskaya kabur ke Lithuania pada Selasa (11/8/2020), setelah bentrokan di malam kedua antara polisi dan pendukung oposisi menewaskan seorang pengunjuk rasa.

Tikhanovskaya mengklaim kemenangan atas Presiden Alexander Lukashenko yang otoriter, dalam pemilihan suara pada Minggu (9/8/2020).

"Sangat banyak orang menentang Lukashenko," kata Pavel seorang demonstran berusia 34 tahun kepada AFP. "Kami ingin menggulingkan Lukashenko. Dia tidak layak jadi presiden."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Mengapa Persia Berubah Nama Menjadi Iran

Internasional
Israel Siap Evakuasi Warga Sipil Palestina dari Rafah, Apa Tujuannya?

Israel Siap Evakuasi Warga Sipil Palestina dari Rafah, Apa Tujuannya?

Global
Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Global
Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com