Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ABG China Jadi Korban Penculikan Virtual, Orangtua Bayar Tebusan Rp 2 Miliar

Kompas.com - 22/09/2020, 11:31 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

SYDNEY, KOMPAS.com - Seorang pelajar putri asal China berusia 18 tahun menjadi korban penipuan dan "penculikan virtual".

Ia telah ditemukan dalam keadaan selamat, setelah orang tuanya membayar tebusan sebesar Rp 2 miliar lebih.

Penipuan dilakukan menggunakan telepon dengan modus pelakunya yang berpura-pura sebagai pihak berwenang di China.

Baca juga: Tersangka Penculikan Madeleine McCann Simpan Ratusan Foto dan Video Porno Anak-anak

Dengan berbagai ancaman, penipu telah meyakinkan korban untuk mengatakan kepada orang tuanya bahwa ia diculik dan keluarganya harus membayar uang tebusan.

Pelajar sekolah menengah tersebut dilaporkan hilang oleh teman-temannya pada tanggal 8 September.

Dia ditemukan oleh polisi tanggal 15 September di kawasan pemukiman Pyrmont di kota Sydney.

Polisi New South Wales (NSW) mengatakan, pelajar ini tinggal selama delapan hari di rumah seorang pria berusia 22 tahun asal Chatswood.

Baca juga: Kronologi Penculikan Pengusaha di Lhokseumawe, Dibawa Paksa Masuk Mobil dan Sempat Terekam CCTV

Pria ini diduga juga menjadi korban, karena dia mengira sedang memberi perlindungan kepada seorang perempuan yang harus menyembunyikan identitas.

"Pria berusia 22 tahun ini dihubungi oleh mereka yang berpura-pura menjadi polisi China dan mengatakan dia harus menemui pelajar tersebut dan membawanya ke rumahnya, karena dia saksi yang dilindungi oleh polisi China," kata Detective Chief Superintendent Darren Bennett dari Kepolisian NSW.

Pria tersebut dan pelajar putri ini bertemu di dekat Sydney Fish Market, sebelum kemudian bersama-sama menuju ke apartemen milik pria tersebut.

Selama beberapa hari si pelajar putri mengirimkan video kepada keluarganya, mengatakan dia adalah korban penculikan dan keluarganya harus membayar tebusan bagi pembebasannya.

Baca juga: Korban Penculikan Pakai PS4 untuk Lapor Polisi dan Menyelamatkan Diri

Video dan foto yang dikirim pelajar kepada keluargnya lewat media sosial WeChat, dan diambil ketika pria berusia 22 tahun tersebut sedang kuliah serta tidak mengetahui sama sekali kejadiannya.

"Video itu pada dasarnya hanya menunjukkan pelajar tersebut duduk di kasur atau di kursi dan mengatakan dia ditahan. Tidak ada rincian lainya namun itu sudah cukup membuat keluarganya khawatir," kata Superintendent Bennett.

Orang tuanya kemudian mengirim uang sebanyak 213.000 dollar Australia, lebih Rp 2,1 miliar ke sebuah rekening bank di Bahamas.

"Pelajar itu tidak pernah dalam keadaan bahaya. Mereka membayar tebusan lebih dari 200.000 dollar Australia tanpa alasan sama sekali," kata Superintendent Bennett.

Baca juga: Punya Payudara Berukuran Besar, Gadis Ini Merasa Tak Nyaman dan Ingin Mengecilkannya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com