Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Pakistan Berencana Hukum Mati Pemerkosa di Depan Umum

Kompas.com - 17/09/2020, 10:15 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber The Sun

ISLAMABAD, KOMPAS.com - Perdana menteri Pakistan Imran Khan menyatakan, dia berencana menghukum mati pemerkosa di depan umum atau mengebirinya.

Rencana itu disampaikannya menyusl kabar pemerkosaan beramai-ramai yang dilakukan terhadap ibu asal Perancis di depan dua anaknya.

Dalam wawancara dengan sebuah stasiun televisi dikutip The Times, Khan menuturkan mereka sempat mendapat ide mengembalikan hukuman gantung di muka publik.

Baca juga: Komnas PA Minta Pendeta Pelaku Pencabulan Anak Dihukum Kebiri

Namun seperti dilansir The Sun Rabu (16/9/2020), pemerintah Pakistan kemudian mendapat imbauan agar mengurungkan niat mereka.

"Dalam opini saya, seharusnya para pemerkosa itu dihukum mati di depan umum. Namun sayangnya, kami diminta tak melakukannya," kata Imran Khan.

Mantan bintang kriket itu menuturkan, jika mereka sampai melaksanakanya, maka efeknya adalah status perdagangan mereka dengan dunia Barat.

Sebagai alternatif, PM Pakistan berusia 67 tahun itu kemudian mengusulkan kebiri baik secara ilmiah maupun lewat jalur operasi.

Penggunaan hukuman itu, kata dia, bergantung pada kejahatannya. Dia menggunakan analogi dakwaan pembunuhan yang terdiri dari tiga tingkat.

"Jika terdapat pemerkosaan tingkat pertama, maka kebiri mereka. Buat para penjahat itu tak bisa lagi melakukannya," kata Khan.

Baca juga: Empat Pelaku Pemerkosaan dan Pembunuhan di India Dihukum Gantung

Kejahatan yang menakutkan

Komentar politisi dari Partai Thereek-e-Insaf itu disambut baik netizen setempat, menyikapi kekerasan seksual di Lahore pekan lalu.

Korban, seorang ibu yang dilaporkan berasal dari Perancis, diserang oleh para pelaku di jalan raya ketika mobilnya kehabisan bahan bakar.

Si korban disebut tengah menunggu pertolongan ketika tersangka menghantamkan kepalanya ke kaca mobil, sebelum menyeretnya dan anak-anaknya.

Kemudian di depan anaknya, ibu itu diperkosa beberapa kali sebelum para pelaku kabur dengan membawa uang serta perhiasan.

Dalam wawancara, Khan menolak kritik yang dialamatkan kepada negaranya bahwa kasus tersebut terjadi karena sistem pembinaan keluarga.

Baca juga: Bocah 8 Tahun Tewas Digantung Pacar Sang Ibu, Motifnya Sakit Hati

Dia mengklaim Pakistan mempunyai tradisi pendidikan keluarga yang bagus dibandingkan nilai-nilai sosial yang terjadi di Barat.

Malah, Khan kemudian menyebut negara tetangga sekaligus rivalnya di Asia Selatan, India, sebagai "ibu kota kasus pemerkosaan di dunia".

Namun Meenakshi Ganguly, Direktur Human Rights Watch di Asia Selatan menyebut komentar itu hanyalah pengalihan dari kemarahan publik.

"Para pemimpin politik cenderung beretorika dengan menyembulkan hukuman mati di muka umum guna menghindari kemarahan publik terhadap mereka," jelasnya.

Ganguly menjelaskan, yang dia maksud adalah anggapan rakyat bahwa Islamabad gagal memberikan keadilan dan perlindungan dalam kasus kekerasan seksual.

Baca juga: “Kami Mengutuk Keras Pemerkosa karena Membuat Masa Depan Korban Redup”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com