ASHDOD, KOMPAS.com - Israel dilaporkan membombardir Gaza pada Rabu pagi waktu setempat (16/9/2020) setelah menerima serangan dua roket dari sana.
Insiden itu terjadi di tengah penandatanganan perjanjian damai antara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain.
Serangan balasan terjadi ketika dua roket ditembakkan dari Jalur Gaza pada Selasa malam (15/9/2020), dengan salah satunya bisa dihancurkan sistem pertahanan Iron Dome.
Baca juga: Gaza Kian Membara, Israel dan Hamas Terus Adu Tembak 3 Minggu Terakhir
Kemudian satu roket lainnya jatuh di kota pesisir Ashdod, dengan dinas darurat setempat menyebut dua warga sipil terluka.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menutukan, jet tempur mereka langsung merespons dengan menggelar serangan udara di bangunan yang dipunyai Hamas.
Sejauh ini, belum ada klaim bertanggung jawab dari berbagai faksi dan milisi yang beroperasi di Jalur Gaza, dilaporkan AFP.
Meski begitu, IDF sudah menegaskan Hamas adalah pihak paling bertanggung jawab seraya mengancam mereka bakal menanggung konsekuensinya jika terus menyerang.
Serangan itu terjadi di tengah penandatanganan Perjanjian Abraham, antara Tel Aviv, UEA, dan Bahrain yang berlangsung di Gedung Putih, AS.
Rakyat Palestina merespons kesepakatan itu dengan menggelar demonstrasi di kota Tepi Barat seperti Nablus, Hebron, maupun di Gaza.
Baca juga: Kewalahan Hadapi Balon Pembakar, Israel Gempur Jalur Gaza
Di Jalur Gaza sendiri, demonstran melakukan aksi dengan menginjak dan membakar poster berisi foto para pemimpin Israel, UEA, serta Bahrain.
Presiden Mahmoud Abbas menekankan, perjanjian itu tak akan mencapai perdamaian apa pun selama Tel Aviv dan AS belum mengakui hak mereka.
"Perdamaian, keamanan, dan stabilitas tentu tidak akan tercapai selama Israel belum mengakhiri pendudukan mereka," kata Abbas.
Dia memeringatkan, upaya untuk melakukan potong kompas dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) hanya akan memberikan dampak serius.
Adapun serangan roket tersebut terjadi satu bulan setelah milisi Gaza melancarkan bom balon, yang dibalas serangan udara malam dari IDF.
Hamas sendiri bergabung dengan Pemerintahan Palestina (PA) yang dipimpin Abbas, dan mengecam kesepakatan damai tersebut sebagai "pengkhianatan".
Baca juga: Gempur Jalur Gaza, Tank Israel Tembaki Pos-pos Hamas Semalaman
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.