Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Bom Gaza Setelah Diserang Menggunakan 2 Roket

Kompas.com - 16/09/2020, 12:19 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

ASHDOD, KOMPAS.com - Israel dilaporkan membombardir Gaza pada Rabu pagi waktu setempat (16/9/2020) setelah menerima serangan dua roket dari sana.

Insiden itu terjadi di tengah penandatanganan perjanjian damai antara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain.

Serangan balasan terjadi ketika dua roket ditembakkan dari Jalur Gaza pada Selasa malam (15/9/2020), dengan salah satunya bisa dihancurkan sistem pertahanan Iron Dome.

Baca juga: Gaza Kian Membara, Israel dan Hamas Terus Adu Tembak 3 Minggu Terakhir

Kemudian satu roket lainnya jatuh di kota pesisir Ashdod, dengan dinas darurat setempat menyebut dua warga sipil terluka.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menutukan, jet tempur mereka langsung merespons dengan menggelar serangan udara di bangunan yang dipunyai Hamas.

Sejauh ini, belum ada klaim bertanggung jawab dari berbagai faksi dan milisi yang beroperasi di Jalur Gaza, dilaporkan AFP.

Meski begitu, IDF sudah menegaskan Hamas adalah pihak paling bertanggung jawab seraya mengancam mereka bakal menanggung konsekuensinya jika terus menyerang.

Serangan itu terjadi di tengah penandatanganan Perjanjian Abraham, antara Tel Aviv, UEA, dan Bahrain yang berlangsung di Gedung Putih, AS.

Rakyat Palestina merespons kesepakatan itu dengan menggelar demonstrasi di kota Tepi Barat seperti Nablus, Hebron, maupun di Gaza.

Baca juga: Kewalahan Hadapi Balon Pembakar, Israel Gempur Jalur Gaza

Di Jalur Gaza sendiri, demonstran melakukan aksi dengan menginjak dan membakar poster berisi foto para pemimpin Israel, UEA, serta Bahrain.

Presiden Mahmoud Abbas menekankan, perjanjian itu tak akan mencapai perdamaian apa pun selama Tel Aviv dan AS belum mengakui hak mereka.

"Perdamaian, keamanan, dan stabilitas tentu tidak akan tercapai selama Israel belum mengakhiri pendudukan mereka," kata Abbas.

Dia memeringatkan, upaya untuk melakukan potong kompas dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) hanya akan memberikan dampak serius.

Adapun serangan roket tersebut terjadi satu bulan setelah milisi Gaza melancarkan bom balon, yang dibalas serangan udara malam dari IDF.

Hamas sendiri bergabung dengan Pemerintahan Palestina (PA) yang dipimpin Abbas, dan mengecam kesepakatan damai tersebut sebagai "pengkhianatan".

Baca juga: Gempur Jalur Gaza, Tank Israel Tembaki Pos-pos Hamas Semalaman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Global
Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Global
Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com