Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Virus Corona Berakhir? Sejarah Pandemi Dunia Mungkin Bisa Menjawab

Kompas.com - 14/09/2020, 10:06 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

KOMPAS.com - Sekitar 100 tahun lalu, satu jenis baru influenza menulari hampir sepertiga penduduk dunia. Namun dalam waktu tiga tahun, ancaman flu yang mematikan tersebut kemudian hilang.

Hal tersebut terjadi di saat layanan kesehatan modern belum tersedia dan pemahaman mengenai virus belum dikuaasai.

Banyak yang sekarang bertanya bagaimana pandemi sebelumnya berakhir? Dan bagaimana akhir perjalanan dari pandemi Covid-19 saat ini?

Mungkin bisa mengetahuinya dari sejarah pandemi sebelumnya.

Baca juga: WHO Berharap Pandemi Virus Corona Berakhir Kurang dari 2 Tahun

Tiga kondisi disebut pandemi

Menurut pakar masalah virus Kirsty Short dari University Queensland di Brisbane, diperlukan tiga kondisi untuk menyebabkan sebuah virus menjadi pandemi.

  • Virus itu harus menyebabkan penyakit pada manusia.
  • Virus itu mudah menyebar dengan cepat.
  • Manusia tidak memiliki kekebalan sebelumnya terhadap virus tersebut.

"Sebagai contoh, kita hidup bersama dengan MERS sekarang ini," kata Dr Short merujuk kepada sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS), sejenis virus corona yang masih memiliki hubungan dengan virus penyebab Covid-19.

"(MERS) tidak menyebabkan pandemi, karena virus tersebut tidaklah menyebar dengan cepat dari orang ke orang lainnya."

"Sebagai bandingannya, virus corona musiman, mungkin bisa jadi pandemi, namun menjadi seperti flu biasa yang kemudian diabaikan karena tubuh dengan secara perlahan membentuk kekebalan."

Baca juga: Bagaimana Nasib Hotel untuk Tenaga Medis Saat Pandemi Corona Berakhir?

Dengan melihat tiga kondisi untuk menyebabkan pandemi, apa yang dialami kita saat ini dalam menghadapi pandemi Covid-19 tidak banyak yang bisa dilakukan untuk menghentikan penularan virus corona, karena faktor biologi virus tersebut dan keberadaan kita sebagai manusia.

Dengan menerapkan jarak fisik dan penggunaan masker kita bisa mempersulit penyebaran virus.

Namun faktor penting untuk menghentikan penularan virus menjadi pandemi adalah kekebalan tubuh.

"Herd immunity (kekebalan massal) hanya bisa dicapai dengan vaksinasi atau ketika jumlah yang terkena mencapai angka sangat tinggi," jelas Dr Short.

Baca juga: Wisatawan Nusantara, Kunci Pariwisata Indonesia untuk Bangkit saat Corona Berakhir

Flu babi: Dari pandemi menjadi flu biasa

Flu babi tidak lagi menjadi pandemi, namun tetap mengancam mereka yang tidak mendapat vaksinasi.AAP via ABC INDONESIA Flu babi tidak lagi menjadi pandemi, namun tetap mengancam mereka yang tidak mendapat vaksinasi.
Ketika flu babi mulai merebak bulan April 2009, virus ini berbeda dengan jenis virus flu sebelumnya, sehingga menyebar cepat menjadi pandemi.

Sekitar 10 persen penduduk dunia terkena virus tersebut, namun enam bulan kemudian tersedia vaksin untuk memeranginya.

Di tahun berikutnya, flu babi ini menjadi flu musiman, masih beredar namun bukan lagi bersifat pandemi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com