Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER GLOBAL] Sudan Pisah Aturan Agama dan Negara | Taiwan Minta Bantuan Indonesia Masuk PBB

Kompas.com - 08/09/2020, 05:30 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

KOMPAS.com - Berita dari Sudan memuncaki daftar artikel terpopuler di kanal global sepanjang Senin (7/9/2020) hingga Selasa (8/9/2020).

Negara di Afrika Utara itu telah memutuskan memisah aturan agama dengan aturan negara, yang mengakhiri 30 tahun pemerintahan Islam di sana.

Baca juga: Oman, Bahrain dan Sudan Diyakini Akan Ikuti Langkah UEA

Sementara itu di urutan kedua, ada berita tentang Taiwan yang meminta dukungan Indonesia agar masuk PBB.

Permintaan itu dilayangkan langsung oleh Menteri Luar Negeri Taiwan Jaushieh Joseph Wu, dalam siaran pers yang diterima Kompas.com kemarin.

Kedua berita tersebut dapat Anda baca selengkapnya dalam daftar 4 artikel terpopuler di kanal global sepanjang Senin (7/9/2020) hingga Selasa (8/9/2020).

Baca juga: [KABAR DUNIA SEPEKAN] Raja Thailand Bebaskan Mantan Selir | Armada AL China Terbesar di Dunia

1. Sudan Putuskan Pemisahan Agama dan Negara dalam Sistem Pemerintahannya

Sudan yang telah mengakhiri hukum Islam dalam sistem pemerintahan negaranya kini memisahkan aturan agama dengan aturan negara.

Pemerintah transisi Sudan sepakat memisahkannya yang menandai berakhirnya 30 tahun pemerintahan Islam di negara Afrika Utara itu.

Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok dan pemimpin kelompok pemberontak Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan Utara, Abdel Aziz Al Hilu, menandatangani deklarasi di ibu kota Ethiopia, Addis Ababa, pada Kamis kemarin dengan mengadopsi prinsip tersebut.

Berita tentang kebijakan Sudan ini dapat Anda baca selengkapnya di sini.

Baca juga: Banjir di Sudan, 65 Orang Tewas, 34.000 Rumah Rusak Parah

2. Tegaskan Bukan Bagian dari China, Taiwan Minta Dukungan Indonesia agar Bisa Ikut PBB

Menteri Luar Negeri Taiwan Jaushieh Joseph Wu menyerukan agar Indonesia dan negara lain mendukung Taiwan dalam setiap konferensi, mekanisme, dan kegiatan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Apalagi, dalam situasi pandemi virus corona yang memicu krisis seperti sekarang ini, masyarakat internasional perlu berupaya semakin ekstra untuk mengatasi setiap hambatan yang terjadi.

Bagaimana pernyataan Wu selengkapnya? Anda bisa membacanya di sini.

Baca juga: Delegasi Ceko yang Kunjungi Taiwan Terus Dikecam, Kali Ini Kedubes China Angkat Suara

3. Diperkosa bareng Ibunya dan Makan Serangga, Gadis Pembelot Korut Ungkap Masa Kecilnya

Seorang gadis pembelot Korea Utara yang kabur dari negara itu saat berusia 13 tahun, mengungkap masa kecilnya yang kelam di sana.

Gadis bernama Yeonmi Park itu mengatakan, banyak mayat bergelimpangan di jalan, lalu dia sempat terpaksa makan serangga untuk bertahan hidup karena kelaparan massal, dan pernah diperkosa bersama ibunya.

Cerita lengkap kesaksian Yeonmi Park itu dapat Anda baca di sini.

Baca juga: Sejoli Tepergok Berhubungan Seks di Halaman Rumah Warga, Ditegur Malah Marah

4. Bocah 3 Tahun Diperkosa dan Dibunuh karena Rivalitas Keluarga

Seorang bocah tiga tahun di India dilaporkan diperkosa dan dibunuh, sebagai akibat dari rivalitas yang terjadi antara dua keluarga.

Insiden ini merupakan yang ketiga kalinya terjadi di Distrik Lakhimpur Kher, negara bagian Uttar Pradesh, dalam 20 hari terakhir.

Di kasus terbaru, jenazah gadis kecil yang disebut menghilang sejak Rabu (2/9/2020) itu ditemukan di dekat desa tempatnya tinggal.

Bagaimana kronologi pembunuhan ini? Anda dapat membaca selengkapnya di sini.

Baca juga: Ketegangan di Laut Mediterania, Mengapa Turki Tak Mulai Perang dengan Yunani?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com